Pengamatan Bulan Internasional bersama NASA di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

SEMARANG – Sabtu, (28/10) Pegiat Astronomi Semarang telah sukses mengadakan acara  InOMN (International Observe The Moon Night) 2017 yang diselengggrakan oleh Tim Observasi Bulan (TOB) Pascasarjana UIN Walisongo SemarangHimpunan AstronomiAmatir Semarang (HAAS)CSSMoRA UIN Walisongo Semarang dan Tim Hisab Rukyah (THR) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) bekerjasama dengan National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat berlokasi di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Terdapat 24 titik observasi Bulan dalam kegiatan ini yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Secara khusus di Jawa Tengah, pusat kegiatan InOMN 2017 dilaksanakan di Masjid Agung Jawa Tengah.       

Acara ini dihadiri oleh 200 peserta yang datang dari berbagai kalangan baik itu pelajar dan masyarakat umum. di antaranya SMA 1 Karang Tengah, SMAN 5 Semarang, SMK SPMA H. Moenadi dan SMA Pertanian Semarang. Adapun pegiat astronomi yang berasal dari kalangan mahasiswa didominasi oleh mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang terutama jurusan Ilmu Falak yang memang sangat akrab dengan observasi Bulan serta beberapa peserta dari universtas lain seperti UPGRIS, UNNES, POLINES, UNISSULA danUNISBANK. Acara berlangsung dari pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB.

Acara dibuka oleh Dr. KH. Ahmad Izzudin, M.Ag selaku ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia dan KaProdi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang. “Jadikan moment International Observe The Moon Night 2017 sebagai sarana menambah wawasan  benda-benda langit agar kita lebih mentadabburi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.” Pesannya ketika membuka acara.

Sebelum observasi Bulan dilakukan para peserta yang hadir terlebih dahulu dibekali dengan pemaparan mengenai Fase Bulan yang dalam hal ini disampaikan oleh Muhammad Faishol Amin, kemudian dilanjutkan pemaparan mengenai Mobile Astropotography oleh Nursidqon dan terakhir mengenai Moon’s Moment oleh Muhammad Farid Azmi. Ada beberapa catatan penting yang disampaikan oleh narasumber ketika ingin mengamati bulan, “waktu terbaik pengamatan bulan berada pada Fase First Quarter (fase Seperempat Pertama). Biasanya berada pada tanggal 6,7 dan 8 bulan hijriah. Pada Saat itu cahaya bulan tidak terlalu terang sehingga tidak membuat mata menjadi ngilu ketika pengamatan”, ungkap Muhammad Faishol Amin.   

Selain itu, Pada saat diskusi peserta diajak untuk belajar mengenai Mobile Astropotography yang disampaikan oleh Nursidqon. Dia menjelaskan “ selama ini, para pengguna Smartphone masih belum memanfaatkan fasilitas kamera yang dimilikinya secara optimal. Selain sebagai media komunikasi, manfaat lain yang belum diketahui banyak orang adalah kamera Smartphone dapat digunakan untuk memotret benda langit dengan hasil yang lumayan bagus. Ini merupakan solusi bagi para pecinta Astrofotografi yang memiliki modal tipis untuk membeli kamera DSLR”.      

Diskusi berjalan dengan antusias peserta sangat tinggi, Ehsan peserta yang berasal dari SMAN 5 Semarang berkomentar “Setelah saya mengikuti materi yang disampaikan, saya mendapatkan banyak ilmu baru tentang bulan dan bagaimana mengambil gambar langit pada malam hari dengan teknik Astrofotografi“.

“Setelah mengetahui ilmu tentang Astrofotografi, saya ingin langsung memotret benda langit dengan menggunakan alat sederhana yang tidak terlalu mahal harganya karena tidak membutuhkan teleskop yang mahal”, ungkap Firli peserta dari Mahasiswa S1 Falak UIN Walisongo.

Setelah pembekalan selesai selanjutnya para peserta diajak ke lokasi observasi bulan untuk mengamati bulan secara langsung menggunakan teleskop manual dan robotik. Acara InOMN tahun ini berjalan lancar dan sukses terkait pengamatan dan beberapa foto Bulan yang berhasil diambil di lokasi pelataran Masjid Agung Jawa Tengah. (Asih Pertiwi) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *