TANGGAPI KEBUTUHAN ZAMAN FUHUM UIN WALISONGO SEMARANG BUKA PRODI BARU

Semarang- Fakultas Ushuludin & Humaniora UIN Walisongo Semarang adakan Seminar Nasional & Pameran Seni Rupa dalam rangka Lounching Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam, kegiatan yang berlangsung di gedung O lantai 3 Fakultas Ushuludin & Humaniora ini dihadiri Dr. Musahadi, Prof. Imam Taufiq, Dr Mukhsin Jamil, para dekan,wakil dekan dan para mahasiswa dilingkungan UIN Walisongo. Ikut memeriahkan acara ini UKM Metafisis FUHUM. Kamis (3/5).

Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia dituntut untuk secara terus menerus memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembangunan bangsa. Kontribusi perguruan tinggi itu tercermin dari kuantitas dan kualitas Tri Dharma (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan Ilmu, dan Pengabdian kepada Masyarakat) yang diselenggarakan. Semakin banyak dan berkualitas penyelenggaraan Tri Dharma itu, maka semakin luas pula peran suatu perguruan tinggi dalam kehidupan bangsa. Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) misalnya, menunjukan seberapa besar kontribusi PT dalam berperan meningkatkan Sumber daya Manusia.

“Sejalan dengan tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta tuntutan dunia profesi, maka penyelengaraan program studi pada perguruan tinggi harus ditingkatkan kuantitas, kualitas dan relevansinya. Dalam hal ini, UIN Walisongo telah melakukan upaya intelektualisasi melalui peningkatan kualitas akademik dengan berbagai macam kebijakan, proses dan aktivitas.” Ungkap Dr Musahadi saat membuka acara.

Selanjutnya Dr Musahadi menyampaikan bahwa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo adalah penyelenggara akademik di bidang ilmu pokok keislaman dan Humaniora yang secara keseluruhan merupakan pelembagaan Studi Ilmu Humaniora (Humanities Studies) seperti Filsafat dan Teologi (Program Studi AFI, IAT, ILHA), Studi Agama-Agama (Program SAA), dan Psikologi (Progran Studi Tasawuf Psikoterapi).

“Berdasarkan kebutuhan akan pengembangan Ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Universitas Islam Negeri di lingkungan Kementerian Agama penyelenggaraan Program Studi ini didesain dalam kerangka interkoneksi dan integrasi Ilmu Pengetahuan. Dengan kerangka Dasar ini maka Fakultas Ushuluddin UIN Waliongo bertranformasi menjadi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora.” Tegas Mukhsin Jamil Dekan Fuhum

“Dalam konteks pengembangan Perguruan Tinggi Islam secara umum dan pengembangan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo secara khusus, penyelengaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam merupakan salah satu kebutuhan mendesak.” imbuhnya

Selanjutnya Mukhsin jamil menyampaikan “Ada beberapa alasan mendasar mengenai pentingnya pendirian Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam. Pertama, secara epitemologis akademik penyelenggaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam merupakan salah satu pemenuhan pengembangan Ilmu-Ilmu keislaman yang selama ini jarang menyentuh ranah seni sebagai disiplin ilmu yang dikembangkan. Secara falsafati pengembangan ilmu pada PTKIN hanya bersentuhan dengan logika dan etika dan kurang bahkan tidak menyentuh bidang estetika. Kedua, secara praktis penyelenggaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam dipandang penting untuk menyahuti kebutuhan masyarakat. Pada tahun akademik 2016/2017 ada sekitar enam puluh ribu pendaftar UIN Walisongo, sejak dari SPANPTN sampai jalur Mandiri. Tetapi hanya sekitar tiga ribu lima ratus yang dapat ditampung pada prodi-prodi yang sudah ada. Ketiga, terbitnya PMA (Peraturan Menteri Agama)  Nomor 33 Tahun 2016, yang di dalamnya tercantum nomenklatur Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam. PMA ini akan lebih menguatkan peluang pendirian prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo. Sejauh ini, baru Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo yang merintis pengajuan pendirian prodi ini. Sehingga peluang menjadikan prodi ini sebagai pilot project juga sangat besar. Keempat, pendirian Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam juga relevan dengan proses pengembangan UIN Walisongo, yang antara lain bertumpu pada strategi humanisasi ilmu-ilmu keislaman dan spiritualisasi ilmu-ilmu umum. Di satu sisi, keberadaan ilmu-ilmu umum akan memberikan nuansa humanisasi pada ilmu-ilmu keislaman, dan di sisi lain keberadaan ilmu-ilmu keislaman akan memberikan nilai-nilai spiritual bagi ilmu-ilmu umum. Dengan kata lain, strategi humanisasi ilmu-ilmu keislaman dan spiritualisasi ilmu-ilmu umum dapat berjalan beriringan di fakultas ini.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *