Dies Natalis UIN Walisongo ke-49; Studium General Democracy In The Contemporary Indonesia by Prof Edward Aspinall

SEMARANG- Dalam rangka peringati Dies Natalis UIN Walisongo Semarang yang ke-49, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik menyelenggarakan Studium General dengan tema Democracy In The Contemporary Indonesia, kegiatan yang berlangsung di auditorium I lantai II kampus I ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Dr H Musahadi M.Ag, Selasa (9/4).

Studium General ini hadirkan narasumber Prof Edward Aspinall, dari Australian National University (ANU) Australia. Prof Edward Aspinall menyatakan rasa optimisnya terhadap masa depan demokrasi di Indonesia. Indikator positifnya adalah kemunculan kemenangan politik program yang mengalahkan politik patronase dalam beberapa kasus Pilkada yang ditelitinya.

“ Beberapa calon incumbent kaya harus kalah oleh calon yang tidak kaya dan hanya mengandalkan tawaran program. Kalaupun hingga saat ini demokrasi (politik uang) dan patronase politik masih kuat, kondisi ini dipandang wajar dalam proses transisi politik. Pasalnya, kesan politik uang mengemuka merupakan konsekwensi dari keterbukaan ” tandas  Prof Edward Aspinall.

Pernyataan Prof Ed tersebut, demikian Edward Aspinall akrab dipanggil, merupakan respon atas beberapa pernyataan dari peserta studium general dengan tema “ Democracy In The Contemporary Indonesia “. Studium general disampaikan secara menarik dan mendalam oleh seorang ahli Indonesia Professor Edward Aspinall, ANU Australia di auditorium I lantai II Kampus I UIN Walisongo Semarang. Studium general dimulai tepat pukul 09.00 wib dan berakhir pada pukul 13.00 WIB.

Kapasitas Prof Ed (panggilan akrab Prof Edward Aspinall) diakui oleh Wakil Rektor I Dr Musahadi dalam sambutannya ketika membuka acara studium general. Prof Ed merupakan seorang ahli tentang Indonesia. Kehadiran Prof Ed memberikan kuliah umum disambut dengan antusias oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik  UIN Walisongo Semarang.

Prof Ed memberikan deskripsi tentang fenomena Demokrasi politik uang dan patronase Demokrasi di Lima negara yakni Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia dan Filipina. Pola Demoktrasi di lima negara mempunyai model yang berbeda-beda. Prof ed mengambil contoh istilah “serangan fajar” sebagai model politik uang di Indonesia ternyata ditemukan juga di lima negara lainnya.

Terkait dengan Demokrasi politik uang dan patrionase Demokrasi Prof Ed. Menyoroti secara khusus keberadaan “tim Sukses” dalam proses pemenangan calon baik pilkada mapupun pilleg. Keberadaan “tim sukses” dipandang sebagai “broker”. Keberhasilan Pilkada ataupun Pileg sangat ditentukan oleh loyalititas dan “trust” tim sukses.

Kegiatan Studium General dengan tema Democracy In The Contemporary Indonesia di hadiri Dekan, Para Wakil Dekan, Dosen, Pegawai dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UIN Walisongo Semarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *