FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI GELAR HALAL BIHALAL

Semarang- Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo hari ini, Kamis 13 Juni 2019, mengadakan acara Halal bi Halal dengan tema Capacity Building dan Silaturrahim. Hala bi Halal ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika Fakultas Saintek dan dihadiri pula oleh Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag.

Dr. H. Ruswan, MA, Dekan Fakultas Saintek, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Fakultas Saintek sebagai salah satu fakultas baru di lingkungan UIN Walisongo saat ini sedang bekerja keras untuk meningkatkan akreditasi prodi yang sudah ada saat ini. Di samping itu, Dekan juga berharap dengan adanya tambahan tenaga CPNS 2018 yang berjumlah 80 orang dapat memberi spirit baru bagi peningkatan kualitas Fakultas Saintek.


Sambutan kedua disampaikan oleh Rektor, Prof. Muhibbin. Dalam sambutannya, Rektor memberi motivasi kepada seluruh civitas akademika yang hadir, “ketika melakukan sesuatu harus dilandasi dengan niat baik dan ikhlas sehingga hasilnya akan menjadi baik dan maksimal”, terang Prof. Muhibbin. Rektor mencontohkan ketika akreditasi UIN Walisongo mendapat Akreditasi A. Capaian ini, menurut Rektor, tidak lepas dari kerja keras, niat baik, dan keikhlasan dari seluruh elemen yang ada di UIN Walisongo sehingga hasilnya menjadi maksimal.


Dr. K.H. Abdul Muhaya, MA turut hadir dalam acara ini sebagai penceramah uraian hikmah Halal bi Halal. Dalam uraiannya, Dr. Muhaya menerangkan bahwa tradisi Halal bi Halal ini dimunculkan oleh para ulama terinsfirasi oleh sifat Pemaaf (al-Ghafur) dari Allah Swt. Melalui tradisi Halal bi Halal ini maka kita dapat menjadikannya sebagai momentum untuk saling memaafkan antar sesama.

Dr. Muhaya melanjutkan uraiannya dengan mengutip pendapat Imam al-Ghazali bahwa setiap manusia memiliki taroqah (jalan) masing-masing untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah al-wali, yaitu orang yang memiliki jabatan. Al-wali, lanjut Dr. Muhaya, tariqahnya adalah memberi pelayanan terbaik, “Maka ketika kita memiliki jabatan di UIN Walisongo ini maka ini adalah tariqah kita yang bisa kita jadikan sebagai pelantara untuk memperoleh kebahgiaan dunia dan akhirat, tidak perlu harus pergi ke tempat tertentu untuk melakukan zikir dan sebagainya hanya untuk memperoleh pahala kebaikan dan semacamnya, walaupun hal itu (mencari tempat tertentu untu melakukan zikir-red) dalam waktu tertentu boleh saja dilakukan,” terang Dr. Muhaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *