Era Distrupsi, UIN Walisongo Dituntut Kreatif Ubah Tantangan Jadi Peluang

Uin Walisongo Online, Semarang – Era distrupsi mengharuskan perguruan tinggi kreatif menangkap peluang-peluang yang ada. Perguruan tinggi akan bertumbuh jika mampu menangkap tantangan menjadi peluang.

Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Dr Fathur Rokhman, M.Hum saat sampaikan materi

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Dr Fathur Rokhman, M.Hum saat menjadi pembicara dalam kegiatan capacity building pimpinan tahap II di Karanganyar, Ahad (6/10/2019).

“Seorang yang cerdas itu harus mampu mengubah tantangan menjadi keberhasilan,” katanya.

Dalam era distrupsi, pendidikan harus dibuat beragam, membedakan antara pendidikan kelas modern dan pendidikan kelas tradisional. Dalam era ini, dosen yang baik tidak harus masuk kelas penuh untuk memberi pengajaran.

“Dosen baik kadangkala tidak ngajar (masuk kelas). Separuh gak ngajar tidak apa-apa, tapi mahasiswa tetap bisa belajar lewat YouTube. Itu revolusi 4.0,” ujarnya.

Dalam memotivasi mahasiswa, dosen tidak lagi memuji secara langsung. Di era distrupsi, seorang justru lebih senang dipuji lewat dunia maya.

“Jadi pimpinan harus punya akun medsos dan aktif disana,” katanya.

Kepercayaan dan Reputasi
Ditambahkan Prof Fathur, kepercayaan (trust) menjadi suatu yang penting di era distrupsi. Seorang dosen maupun pegawai harus percaya pada rektornya.

Kalau tidak percaya, maka perlu dilakukan pergantian. Loyalitas pada pimpinan harus tegak lurus sesuai dengan visi misi institusi.

“Trust itu penting. Trust itu di era distrupsi tidak hanya di depan bersikap baik, tapi juga bersikap baik di belakang. Di Medos (Facebook), trust itu berpengaruh besar. Semua dibangun dengan trust,” tambahnya.

Selain kepercayaan, hal penting lainnya yaitu reputasi. Seorang yang berprestasi reputasinya perlu dibangun sehingga berdampak baik terhadap reputasi kampus.

“Rektor dipuji karena ada dosen atau mahasiswanya berprestasi internasional. Yang prestasi diajak, dipromosikan, itu akan mendongkrak reputasi kampus,” tambahnya.

Di akhir pemaparan, Prof Fathur mengatakan, bahwa kepemimpinan bertumbuh adalah kesadaran, komitmen, kompetensi menumbuhkan panggilan kepemimpinan dengan visi besar perubahan.

Selain itu, pemimpin juga harus menjadi komunikator, dan menjadi pendengar yang baik.

“Pemimpin bertumbuh senantiasa menginspirasi di setiap situasi. Jika tindakan menginspirasi orang belajar lebih, berbuat lebih, dan menjadi lebih baik, maka Anda adalah pemimpin sejati,” pungkasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *