UIN Walisongo Tandatangani Nota Kesepahaman dengan BPIP

 

UIN Walisongo Online, Banten – UIN Walisongo Semarang menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila di lingkup Perguruan Tinggi.

Penandatanganan MoU dilakukan di Serang, Banten, Senin (13/7/2020) hari ini, bersama dengan sejumlah rektor kampus di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag menerangkan, penandatanganan dengan BPIP sangat diperlukan untuk pembumian nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat luas. Implementasi Pancasila menjadi tugas yang berat, oleh karenanya harus melibatkan seluruh komponen bangsa. Kalangan Perguruan Tinggi, terutama PTKIN diajak terlibat karena dinilai mempunyai basis keagamaan yang kuat.

Selain itu, kampus PKIN dirasa mampu memberikan informasi dan menjelaskan ke publik, kepada masyarakat dengan bahasa yang khas, sesuai lokalitas daerahnya.

Secara khusus, untuk merealisasikan MoU ini, UIN Walisongo akan melakukan afirmasi dengan membentuk lembaga non struktural berupa Pusat Studi Pancasila. Pusat studi akan memiliki beberapa fokus kajian, antara lain menjadi pusat pendidikan dan pembangunan karakter; riset dan pengembangan; sinergi dengan tokoh masyarakat; serta diseminasi informasi secara santun sesuai visi khas Walisongo.

“Bagi UIN menurut saya ini menjadi sangat penting, karena kita akan melakukan sebuah percepatan dalam rangka memberi afirmasi pada Pancasila, ideologi bangsa yang sudah dirumuskan para kiai dan founding fathers yang memikirkan kemajuan bangsa ke depan. UIN Walisongo akan memantapkan non struktural,” ujar guru besar ilmu tafsir UIN Walisongo ini.

Rektor UIN Walisongo (kanan) saat penandatangan MoU.

Untuk menjadi distingsi dengan kampus lain, UIN Walisongo akan melakukan diseminasi nilai-nilai Pancasila dengan khas Walisongo.

“Pusat Studi Pancasila melakukan diseminasi, membangun konten-konten yang afirmatif, yang santun sesuai kondisi milenial saat ini. Diseminasi dibangun sesuai khas Walisongo. Tujuannya, sesuai pesan Kepala BPIP agar tidak ada tafsir tunggal terhadap pancasila, dan ini akan menjadikan bangsa makin harmonis,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala BPIP Prof Dr. KH Yudian Wahyudi, mengatakan, kegiatan penandatanganan MoU ini memberikan arah bagi bangsa Indonesia, bahwa kiprah umat Islam sagat luar biasa dalam membangun bangsa, mulai dari perjuangan melawan Belanda, Jepang, dan Portugis.

Yang paling utama, sambung guru besar UIN Yogyakarta ini adalah totalitas umat Islam memberikan kepercayaan membangun atas nama Indonesia.

“Nasionalisme umat Islam dibangun berdasarkan nasionalisme Indonesia. Banyak kerajaan Islam yang punya otoritas kuat, punya penduduk, umat, tapi dengan proklamasi semua diserahkan untuk Indonesia. Ini adalah sumbangsih umat Islam kepada Indonesia. Ini yang kemudian ditindaklanjuti oleh BPIP, menggandeng PTKIN agar kampus menjadi penggerak bagi kajian strategis dan sosialisasi pada mahasiswanya,” ucap mantan rektor UIN Sunan Kalijaga ini. (Tim Humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *