Bahaya Politik Uang Bagi Demokrasi Indonesia

 

UIN Walisongo Online, Semarang – Center for Political and Social Studies (C-PoLSis) FISIP UIN Walisongo bersama Bawaslu Kota dan SKPP 2020, gelar acara ke-3 “sosialisasi pengawasan dan pencegahan politik uang “ di Aula Masjid Al-Hidayah, Semarang Timur pada Minggu (22/11/20). Acara dihadiri oleh tuan rumah, perwakilan dari FISIP UIN Walisongo Dr. Tolkhatul Khoir, M.Ag, perwakilan Bawaslu Kota Semarang Ibu Nining Susanti, S.Sos.I.,M.I.Kom, dan dari alumni SKPP 2020 yakni Fatkhussyarif, S.Pd, serta 20 peserta berasal dari remaja masjid dan ibu jamaah tahlil.

Nining Susanti, S.Sos.I.,M.I.Kom selaku Kepala Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga mengatakan bahwa pilkada 2020 ini harus dihindari politik uang dan pengawasan partisipatif karena baru pertama kali pilwakot Semarang hanya satu pasangan calon.
“Momen pilwakot Semarang 2020 ini harus berupaya mencegah dan mengindari politik uang serta pengawasan dan partisipatif dari masyarakat,” terangnya.

Senada dengannya Dr. Tolkhatul Khoir, M.Ag (Wakil Dekan 2) FISIP UIN Walisongo menjelaskan bahwa politik uang membuat jebakan untuk masyarakat.
“Politik uang sejatinya merendahkan rakyak karena membuat kehilangan berpartisipasi dalam melakukan perubahan dan merendahkan martabat rakyat,” ucapnya.

Bahaya politik uang bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia juga ditambah lagi oleh perwakilan dari alumni SKPP 2020, Syarif mengatakan bahwa ada pergeseran visi oknum calon kepada daerah yang awalnya mengabdi untuk masyarakat menjadi yang penting menang.
“Bahaya politik uang juga harus diimbangi dengan pengawasan partisipatif dari seluruh lapisan masyarakat Kota Semarang agar pilwakot dapat berjalan dengan damai dan suportif,” lanjutnya. (Fisip/Humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *