Pengukuhan Prof. Ahmad Musyafiq sebagai Guru Besar: Transformasi Ilmu Hadis dan Komitmen Sosial di Era Modern

UIN Walisongo Online, Semarang – 24 Juli 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi Prof. Dr. H. Ahmad Musyafiq, M.Ag. Dalam suasana penuh khidmat di Aula 2 Kampus 3 Gedung Prof. Tgk Ismail Yaqub, Prof. Dr. H. Ahmad Musyafiq, M.Ag., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Ulumul Hadis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang.

Lahir di Dukuh Godo Kusumo, Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak pada 9 Juli 1972, Prof. Ahmad Musyafiq tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan tradisi dan pendidikan. Kakeknya merupakan seorang guru ngaji, lantunan ayat suci Al Quran pun sangat akrab ditelinganya sejak sebelum menempuh Pendidikan formal.

“Sebelum saya mondok di pesantren, saya sudah terlibat, mengikuti, mendengarkan orang mengaji sebagaimana di pesantren. Meskipun pada saat itu belum begitu paham, tetapi kosakatanya sudah terngiang,” kenangnya.
“Saya konsen di bidang ilmu Hadis yang sumber kajiannya kitab-kitab berbahasa Arab dan itu leih mudah saya kuasai karena sejak kecil sebelum sekolah formal saya tinggal di rumah orang tua yang mana mbah saya mengajar ngaji kitab sorogan pesantren.”

Pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Dasar Negeri II Jamus Mranggen, diikuti oleh Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Futuhiyah I Mranggen. Selama masa-masa ini, beliau intensif mempelajari kitab kuning, termasuk Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, di bawah bimbingan Syeikh Ahmad Muthahhar bin Abdurrahman.

Beliau melanjutkan studi di Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, dengan konsentrasi di Tafsir dan Hadits pada tingkat S1, dan Pemikiran Etika Islam serta Tasawuf pada S2. Pendidikan doktoralnya diambil dengan konsentrasi Ulumul Hadis, dan beliau mendapat kesempatan untuk mengikuti “Doctoral Research Training” di University of Queensland Brisbane Australia, berkat dukungan IAIN Walisongo dan IsDB (Islamic Development Bank).

Prof. Ahmad Musyafiq dikenal luas tidak hanya sebagai akademisi ulumul hadis, tetapi juga sebagai tokoh yang memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang. Di dunia akademis, beliau menjabat berbagai posisi strategis, termasuk Ketua Laboratorium Fakultas Ushuluddin, Staff Ahli pada Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta Ketua Jurusan Tafsir dan Hadis. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo.
Selain pengabdian akademis, Prof. Ahmad Musyafiq memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam pengabdian masyarakat. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah LAZISNU Jawa Tengah, Anggota Komisi Litbang MUI Kota Semarang, serta Anggota Bidang Pembinaan Tafsir JQH NU Propinsi Jawa Tengah.

Dalam pidato pengukuhan, Prof. Ahmad Musyafiq mengangkat tema “Membumiindonesiakan Ulumul Hadis”, mengkritisi persyaratan calon pejabat dengan menggunakan Ilmu al-Jarḥ wat-Ta’dīl—ilmu penilaian terhadap periwayat hadis. Beliau menyoroti fenomena kontradiktif di dunia ulumul hadis, di mana meski gairah untuk menggunakan hadis meningkat, pemahaman mendalam tentang ilmu hadis sering kali terabaikan. Dengan pendekatan ini, beliau merekomendasikan penerapan prinsip-prinsip al-Jarḥ wat-Ta’dīl dalam kehidupan individual, institusional, dan sosial, guna mewujudkan masyarakat yang berkualitas.

Melalui pengukuhan ini, UIN Walisongo menegaskan komitmennya untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi akademis yang bermanfaat bagi masyarakat luas, dengan Prof. Ahmad Musyafiq sebagai teladan dan inspirasi dalam pengembangan ulumul hadis dan pengabdian sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *