MAWAPALA Lakukan Tracking, Observasi, dan Analisis Vegetasi di Taman Nasional Baluran

UIN Walisongo Online, Baluran – Tim Mahasiswa Pecinta Alam (MAWAPALA) UIN Walisongo Semarang melaksanakan kegiatan lapangan yang penuh tantangan dan edukasi di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Kegiatan ini melibatkan serangkaian aktivitas tracking, observasi, dan analisis vegetasi yang dilakukan di berbagai zona hutan dan kawasan Taman Nasional Baluran. Tim MAWAPALA yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari enam mahasiswa terpilih, yaitu Faza Pradnya Mazida, Nur Rahmaddani, Sinta Fatika Sari, Amanda Yuliastuti, Nazwa Nurul Hayah, dan Rizki Ariyadin Mubarok. Mereka dibimbing oleh pendamping MAWAPALA, Muhammad Agus Prayitno, M.Pd, serta Rochmanto dari bagian akademik dan kemahasiswaan UIN Walisongo.

Selama tiga hari, dari Rabu hingga Jumat, 14-16 Agustus 2024, tim MAWAPALA menyusuri beberapa zona hutan di Taman Nasional Baluran. Mereka melakukan analisis vegetasi dengan metode ilmiah yang ketat, termasuk wawancara dan observasi langsung terhadap kondisi flora dan fauna setempat. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam hal konservasi alam, tetapi juga untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap pentingnya pelestarian lingkungan.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional (BTN) Baluran, Bapak Rechan Achmad Sin, S.Hut, menyambut baik kedatangan tim MAWAPALA dan memberikan dukungan penuh atas aktivitas mereka. Menurut Rechan, kegiatan semacam ini sangat penting dalam rangka memberikan pemahaman langsung kepada generasi muda tentang bagaimana ekosistem hutan bekerja dan bagaimana peran serta mereka dapat membantu menjaga keberlangsungan hutan Indonesia.

“Kami sangat mendukung kegiatan mahasiswa seperti ini, karena mereka adalah agen perubahan yang akan mempengaruhi masa depan konservasi alam di Indonesia. Taman Nasional Baluran merupakan salah satu kekayaan alam yang perlu kita jaga bersama, dan kami berharap kunjungan ini dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat luas,” ungkap Rechan.

Kegiatan di Taman Nasional Baluran juga mencakup pengamatan burung, yang merupakan bagian dari upaya pelestarian satwa di kawasan tersebut. Tim MAWAPALA berkesempatan untuk melihat langsung beberapa spesies burung yang ada di Baluran, serta mempelajari pola perilaku mereka. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sudah disiapkan oleh tim MAWAPALA dan dengan bimbingan dari petugas taman nasional yang berpengalaman.

Selain observasi vegetasi dan pengamatan burung, tim MAWAPALA juga melakukan wawancara dengan pengelola Taman Nasional Baluran, pengunjung, serta warga sekitar. Hal ini dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang interaksi antara manusia dan alam di kawasan konservasi tersebut. Wawancara ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan dan bagaimana mereka dapat terlibat lebih aktif dalam upaya tersebut.

 

Muhammad Agus Prayitno, M.Pd, selaku pendamping MAWAPALA, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pendidikan di luar kelas yang sangat penting bagi pengembangan karakter dan pengetahuan mahasiswa. “Kegiatan seperti ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar langsung di lapangan, memahami kondisi riil yang terjadi di hutan, dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam. Ini adalah pengalaman berharga yang tidak bisa didapatkan di dalam kelas,” ujar Muhammad Agus.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi refleksi dan diskusi, di mana para mahasiswa menyampaikan hasil pengamatan dan analisis mereka selama di lapangan. Diskusi ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengalaman lapangan dengan teori yang mereka pelajari di kampus, sehingga diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif tentang konservasi alam.

Semangat dan antusiasme tim MAWAPALA UIN Walisongo dalam melaksanakan kegiatan ini patut diapresiasi. Mereka tidak hanya belajar dan melakukan penelitian, tetapi juga memberikan contoh bagaimana generasi muda dapat terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang didapatkan, diharapkan mereka dapat menjadi duta lingkungan yang mampu menginspirasi orang lain untuk turut serta menjaga kekayaan alam Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *