Pesan Sosial Isra’ Mi’raj

Humas – Sebuah keberuntungan bagi
umat Islam, rasulullah Muhammad SAW. isra’ mi’raj bersedia kembali lagi ke
bumi. Sehingga rasul membawa pesan yang diberikan Allah kepada umat Islam. Pasalnya
beberapa nabi banyak yang sudah menghadap Allah tidak mau lagi ke bumi. Hal ini
membuktikan bahwa rasulullah sangat mementingkan ummatnya dibandingkan dengan
dirinya sendiri maupun keluarganya. Ketika rasul menjelang wafat yang
dikhawatirkan juga ummatnya.

Kiai Abdul
Qoyyum Mansur sapaan akrab Gus Qoyyum mengatakan, rasul mendapatkan pesan dari Allah shalat lima waktu.
Dalam shalat, ada imam dan makmum. Imam adalah pemimpin yang ditaati yang ma’mum
adalah ummat yang taat.

“Ada sesuatu
untuk mencapai tingkat kemuliaan yang tinggi dihadapan Allah. Yaitu kesucian
jiwa dan akhlak yang baik,” papar Kiai Qoyyum saat mengisi pengajian Isra’
Mi’raj di Aula I IAIN Walisongo Kampus 1 Semarang, Selasa, 5 Juni.

Dikatakan, ada beberapa
aspek yang bisa membuat seseorang itu kembali kepada Allah, ada juga yang bisa menggagalkan.
Yang bisa kembali ini dengan makna kata ruh yang suci (ruhu al-amin).
Kesucian jiwa itulah yang bisa mencapai derajat nur, bentuk kesucian jiwa ini
sebagai bentuk wujud dari menghindari harta yang haram. Yang menghalangi adalah
riih atau hembusan angin ini yang menghalangi nur.

Manusia bisa
mencapai di jalan Allah dengan dua cara. Pertama, berjalan dijalan Allah
dengan nur (cahaya). Setiap orang yang berilmu memiliki nur sesuai dengan
kapasitasnya. Amal baik juga memiliki nur sesuai dengan kadar amalannya. Nur
itu bisa terang juga bisa meredup.

Kedua,
berjalan dijalan Allah dengan ruh. Ruh dalam al-Quran diulang sebanyak 21 kali.
Dalam ruh ada istilah yang disebut Ruuh al-Amin atau ruh yang suci.
Orang yang memiliki ruh yang suci bisa mendeteksi  hal-hal yang baik dan yang buruk.

Diceritakan
Syekh Abu al-Uyun saudara Sayyid al-Maliki Mekkah memiliki kelebihan mendeteksi
barang haram dengan jarinya. Suatu hari ada seseorang yang mencuri mangga
tetangganya kemudian mangga hasil curian ini diberikan kepada Syekh Abu al-Uyun.
Setelah itu Syekh Abu al-Uyun mendeteksi dengan tangannya, bahwa mangga itu
haram, sehingga dia tidak mau menerima pemberian manga hasil curian tadi.

Ditambahkan,
ada beberapa jenis pemimpin yang mengajak kepada api (neraka). Pemimpin tersebut
yaitu para ulama yang tidak mau mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari. Sungguh,
ini amat sia-sia nanti di akhirat.(soim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *