Prof Dr Amin Abdullah: Mendialogkan Agama dan Sains

Semarang – Mendialogkan antara sains dan agama sangat
penting dilakukan. Lulusan
Post-Doctoral di McGill
University Kanada, Prof Dr Amin Abdullah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan
agama selama ini terkesan tidak berdialog, saling meninggalkan masing-masing.
Secara keilmuan tidak mungkin agama dan sains berpisah.

“Kita sebagai intelektual
mempunyai kewajiban mendialogkan keduanya. Tugas kita yaitu melakukan
humanisasi ilmu pengetahuan dan teknologi, menyatukan ilmu bagi umat manusia,
berkontribusi bagi peradaban Asia, dan menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi terhadap kedamaian dan ketentraman masa depan,” tambahnya.

Yang menjadi promotornya yaitu
perubahan IAIN menjadi UIN, banyak UIN memakai branding science and technology.
Ada dua transformasi, yaitu transformasi kelembagaan dan kedua transformasi
keilmuan.

“Transformasi kelembagaan yaitu
perubahan IAIN menjadi UIN, sementara transformasi keilmuan yakni mendialogkan
atau mentransformasikan sains dan religi,” tegasnya dalam Seminar bertemakan
“Islam, Science and Civilization, Prospect and Challenge for Humanity” yang
digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN
Walisongo bekerjasama dengan Universitas Teknologi Malaysia pada Rabu, (19/11)
di Hotel Pandanaran. 

Prof Dr Mifedwil Jandra dari
Universitas Teknologi Malaysia menambahkan, bahwa di era sekarang kita
sebaiknya mengembangkan ilmu pengetahuan dan tecnology berdasarkan studi Islam
dengan menerapkan unsur ketuhanan.

Ilmu pengetahuan dari barat yang
cenderung sekuler seharusnya dirubah menjadi humanis. Harapannya kedepan kita
bisa mencetak para ilmuan yang agamis yang mampu menyatukan ilmu saintek yang
religius.

Prof Dr Muhibbin MAg menambahkan,
pada dasarnya, semua ilmu itu dari tuhan. Semua Ilmu pengetahuan itu pada
dasarnya muaranya adalah satu dari tuhan, hanya saja manusia yang
membeda-bedakan.

Manusia membedakan ilmu agama
untuk akhirat dan ilmu umum hanya untuk dunia, hal itu masih kurang tepat. Yang
benar semua ilmu itu tujuannya untuk dunia dan juga akhirat. Sebagaimana doa
yang sering kali diucapkan umat muslim manfaat dan selamat di dunia dan di
akhirat.

Semua ilmu yang ada di perguruan
tinggi seharusnya sama-sama mementingkan kedamaian dunia, serta menciptakan
kemanfaatan bagi umat manusia. Tugas kita sebagai intelektual yaitu kita berkewajiban
untuk menciptakan peradaban yang baik.

Misalnya kita belajar ilmu kedokteran,
bagaimana ilmu kedokteran itu bersifat humanis dan agamis. Misalnya juga matematika,
fisika, atau kimia, kita seharusnya menggunakan ilmu tersebut bagi kehidupan umat
manusia, bukan malah merusak atau menghancurkan dunia.

Target dari seminar ini adalah
untuk mengkompilasi rumus strategis menghadapi prospek dan tantangan ilmu
pengetahun atau sans yang memiliki nilai ketuhanan guna pemenuhan ilmu
pengetahuan modern.

Narasumber pada acara tersebut
yaitu, Prof. Dr. Amin Abdullah, M.A., Dr. Mehmed Toprak, Agus Purwanto, D.Sc.,
Prof. Dr. Kamaruzaman bin Yusof, Prof. Dr. Mifedwil Jandra, Ass. Prof. Dr.
Ramli bin Awang, Dr. Sholihan, M.Ag, Dr. Muhammad Nur, DEA, Dr. Abdul Muhayya,
MA, Dr. HM. Nafis, M.A. (soim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *