Masih Banyak Dosen yang Sulit Tembus Jurnal Akreditasi

Kualitas
tulisan artikel yang dimiliki oleh para dosen masih perlu ditingkatkan. Disinyalir
selama ini banyak dosen yang bisa menulis, namun hanya untuk kepentingan kenaikan
pangkat. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas penulisan, oleh karena itu diperlukan
adanya upaya untuk mengarah kesana, diantaranya melalui Workshop penulisan
jurnal ilmiah, jelas Rikza, panitia acara tersebut.

“Untuk menghindari
karya dosen yang “asal-asalan” maka perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas
referensi dan kedalaman isi materi tulisan, ungkap Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, Dr. Suja’i, M.Ag saat membuka Workshop yang diselenggarakan
Fakultas Tarbiyah di Kampus II IAIN Walisongo, Kamis (30/12) kemarin.

Hadir sebagai
narasumber dalam workshop ini, Prof Dr Mudjahirin Thohir MA (UNDIP), Saiful
Amin (Redaktur Jurnal Millah UII Yogyakarta) dan Sulaiman Alkumay (Pimred
Jurnal Theologia IAIN Walisongo)

“Workshop
penulisan artikel jurnal ilmiah dinilai sangat penting agar dosen tahu
bagaimana gaya
selingkung tulisan jurnal yang benar” tegas Suja’i. Dirinya mengakui bahwa
menulis di jurnal ilmiah yang terakreditas tidak mudah. Sebab masalahnya topik
yang disajikan para dosen masih miskin rujukan dan tidak ada solusi. “Untuk
menjadi dosen sejati, maka perlu dibuktikan dengan dimuatnya karya dosen dalam
jurnal, terutama yang telah terakreditasi” imbuh Doktor Bahasa Arab alumni UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Senada
dengan itu, Prof Dr Mudjahirin Thohir menyampaikan kesan bahwa jurnal ilmiah
kampus hanya menjadi media sosial. “Jurnal kampus belum menjadi media ilmiah
yang benar-benar memuat karya ilmiah” tegas Guru Besar Universitas Diponegoro
ini. Siapa yang kenal dengan pengelola jurnal pasti tulisannya dimuat walaupun tulisannya
tidak berkualitas. “Sudah saatnya jurnal kampus tidak seperti itu lagi”
imbuhnya. Jurnal harus menjadi referensi ilmiah yang berisi artikel yang
berbobot dan layak jual. Walaupun memang penyakit utama bagi pengelola jurnal
adalah krisis penulis. Untuk itu, dosen muda harus bangkit untuk menjadi sosok
intelektual yang rajin menulis di jurnal ilmiah.

“Pada
dasarnya menulis di jurnal akreditas tidak sulit” ungkap Sulaiman Alkumay.
Siapa saja bisa menulis di jurnal akreditasi, imbuhnya,asal tulisannya bagus
dan sangat original. Dosen yang tidak dimuat tulisannya lebih karena faktor
teknis, misalnya referensi yang digunakan sudah kuno dan bukan sumber primer. “Itu
harus direformasi pola pikir dosen yang hanya ingin naik pangkat” tegasnya.
Saiful Amin juga memberikan trik bagi para dosen agar mudah menembus jurnal
ilmiah. “Asal karya dosen kuat argumentasinya dan sangat akademis, pasti dimuat
di jurnal akreditasi” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *