Tarling BAI Jateng di IAIN Walisongo

Sudah menjadi rutinitas bagi
Badan Amalan Islam (BAI) provinsi Jawa Tengah pada setiap datangnya bulan suci
Ramadhan menyelenggarakan kegiatan shalat tarawih keliling (tarling) yang
bertempat di beberapa instansi di Jawa tengah secara bergiliran.

Institut Agama Islam (IAIN)
Walisongo tadi malam mendapat giliran sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan
tarling di tahun 1432 H kali ini.

Pelaksanaan tarling putaran ke-4
ini dilaksanakan di gedung auditorium II kampus III, Jl. Prof Dr Hamka,
ngaliyan Semarang. Seperti biasanya, kegiatan tarling ini diikuti oleh jamaah
yang berasal dari warga IAIN Walisongo, pengurus dan anggota BAI Jateng  serta warga setempat di sekitar Ngaliyan.
Banyak juga jamaah yang berasal dari luar Ngaliyan, mereka ini biasanya ikut
keliling dimanapun tarling BAI Jateng ini digelar, bahkan ada yang dari Kendal,
Kudus dan lain sebagainya, jumlah seluruhnya sekitar 800 orang.

Sebelum tarawih dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan shalat Isya’ berjamaah, dan bertindak sebagai imam
adalah Drs KH Hadlor Ichsan yang sekaligus menjadi imam shalat tarawih.

Seusai shalat tarawih, diadakan
kultum atau ceramah yang disampaikan oleh Drs KH Bukhori Masruri. Dalam
ceramahnya, beliau menjelaskan bahwa ketika datang bulan suci Ramadhan
sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW, maka pintu surga dibuka
selebar-lebarnya, pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu, tetapi menurutnya
banyak kaum muslimin yang tidak bisa memanfaatkannya dengan baik untuk menuju
surga dengan cara beramal shaleh, tapi banyak yang berbuat munkar, seperti
adanya pertikaian yang mestinya tidak perlu terjadi di kalangan umat Islam
sendiri mengenai tarawih.

“Sejak dulu saya belum lahir
sampai sekarang, masalah tarawih itu delapan atau dua puluh masih saja diperdebatkan
dan tidak ada habisnya” ungkapnya.

Disamping itu, alumni Fakultas
Da’wah IAIN Walisongo ini juga menjelaskan bahwa nafsu itu senantiasa mengajak
pemiliknya alias manusia untuk tidak akan pernah merasa puas guna memperoleh apa
yang diinginkan.

“Nafsu tidak akan pernah terhenti
pada terminal puas, bila nafsu dimatikan, maka akan kiamat, karena nafsu itu
keinginan dan tidak semua keinginan itu jelek, seperti ketika orang dahaga,
muncul nafsu minum, ketika orang lapar, muncul nafsu makan dan seterusnya ”.
Demikian tergasnya.

Oleh karena itu, lebih jauh dia
menjelaskan perlu adanya pengendalian nafsu dengan sebaik-baiknya agar tidak
salah dalam menerapkannya.

Kegiatan BAI Jateng ini diikuti dengan
donor darah dari PMI Semarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *