UIN Walisongo Kirim Dua Dosen ke Nagoya

Semarang – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang kembali mengirim dua orang dosennya ke luar negeri, Prof Dr H Fatah Syukur MAg dan Dr Mahfud Junaedi MAg. Kali ini yang menjadi home basednya adalah Universitas Nagoya. Mereka akan berada di Jepang selama 25 hari, mulai tanggal 28 September sampai 23 Oktober 2016.
Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Dr H Muhibbin MAg dalam pesannya mengatakan pendidikan merupakan sektor sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa. Sebaliknya keberhasilan pendidikan akan membawa keberhasilan sebuah bangsa. “Oleh karena itu pembangunan bangsa hendaknya memperhatikan unsur pendidikan, diantaranya peserta didik, pendidik, software, manajemen, sarana dan prasarana dan stakeholder,” terangnya, kemarin (28/9).
Lebih lanjut Rektor menyatakan pengiriman dosen-dosen ke luar negeri ini disamping untuk meningkatkan wawasan dan ilmu-ilmu baru yang dapat diadopsi dan dikembangkan di Indonesia, juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama UIN Walisongo dengan beberapa perguruan tinggi ternama di dunia.
Pesan serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Dr H Musahadi MAg. Menurut pengakuannya target minimal pengiriman dosen ini adalah wawasan baru dan pelaporan tentang model pendidikan di Jepang. “Tetapi lebih dari itu harus dapat menambah networking kita dengan lembaga-lembaga internasional,” tegasnya.
Kedua dosen yang dikirim berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Prof Fatah Syukur adalah Wakil Dekan Bidang Akademik sementara Dr Mahfud Junaedi adalah Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam di Pascasarjana.
Keduanya akan melakukan post doctoral research dan sekaligus collaborative study bersama Prof Nishino Setsuo PhD dan Prof Hatori Nina PhD dari Nagoya University Jepang dengan mengambil tema Model Manajemen Pendidikan Sekolah Dasar di Jepang dan Model Pendidikan Karakter. Menurut rencana ada tiga lokasi yang akan menjadi wilayah studi yakni Nagoya sebagai representasi kota modern, Kyoto sebagai representasi kota budaya dan Nagano sebagai representasi kota tradisional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *