FEBI GELAR FESTIVAL EKONOMI ISLAM 2018

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Selenggarakan kegiatan Festival Ekonomi Islam 2018. Agenda tahunan yang sekaligus peringati dies natalis UIN Walisongo ke 48 ini diisi dengan kegiatan Seminar Nasional yang bertemakan Peran Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam Sustainable Development Goals (SDG) serta didukung kegiatan lain yaitu PPL bagi anggota akuntan dengan tema workshop teknis psak syariah, olimpiade ekonomi islam, pameran lembaga keuangan syariah serta umkm, dan Call of Papers. Narsumber kegiatan adalah 1). Akademisi (Pakar Ekonomi Islam UIN Walisongo), Prof. Dr. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag, 2) Direktur Utama BRI Syariah, Moch. Hadi Santoso 3) Otoritas Jasa Keuangan, Ahmad Buchori,  4) Dewan Standar Akuntansi Syariah, Wiroso.

Acara yang digelar di Auditorium kampus III ini di buka secara resmi oleh Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag didampingi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Imam Yahya, M.Ag, Ketua IAI Wilayah Jawa Tengah, Prof. Dr. Abdul Rohman,M.Si, Akt, CA dan Ketua Panitia Festival Ekonomi Islam, Dr. Ratno Agriyanto, M.Si, CA, CPAI, Selasa (15/5).

Dekan FEBI UIN Walisongo, Dr H Imam Yahya M.Ag mengatakan festival itu digelar untuk mensosialisasikan ekonomi Islam yang sekarang sedang sering didiskusikan.

“Sekaligus juga dalam rangka memperkenalkan prodi baru kami yaitu manajemen,” katanya.

Ia mengatakan festival itu diisi dengan seminar Peran Ekonomi dan keuangan syariah dalam Sustainabke Development Goals (SDGS), Pendidikan Profesi Lanjutan untuk akuntan, lomba olimpiade ekonomi Islam hingga lomba paper. Ia mengumpulkan sejumlah gagasan tentang ekonomi Islam melalui kegiatan tersebut.

Imam tidak ingin ekonomi Islam hanya sebagai jargon saja. Sebaliknya, ia ingin ekonomi Islam berkembang di Indonesia.

“Selama ini sosialisasi ekonomi Islam tidak tepat, contohnya sosialisasi ke pesantren tapi bahasa tidak masuk,” ujarnya.

Contoh lainnya, ketika menyosialisasikan ekonomi Islam pada kalangan profesional, materinya harus berubah. Di hadapan para profesional, ekonomi Islam harus tampil kompetitif dibanding sistem yang sudah mapan.

Pria berkacamata itu menyatakan  ekonomi umat Islam saat ini makin menuju ekonomi atas. Dari situ bisa tampak prospek ekonomi Islam dan keunggulan.

“Kalau normatifnya, ekonomi Islam lebih adil dan Aspek realitas memberikan kepercayaan yang lebih,” ujarnya.

Ia menyatakan ekonomi Islam merupakan bagian dari Islam rahmatan lil alamin. Ekonomi Islam itu bukan gerakan tapi nilai yang universal dan bisa dipakai siapa saja.

Ketua panitia, Ratno Agriyanto menambahkan festival tersebut juga dalam rangka Dies Natalies UIN Walisongo ke-48. Terkait lomba paper, ia menyatakan paper para pemenang bakal diunggah di sejumlah jurnal ilmiah.

Ia menambahkan, festival ekonomi Islam juga sebagai ajang publikasi UIN Walisongo yang juga berkonsentrasi pada ekonomi. Tidak melulu hanya berkutat dalam bidang keagamaan.

“Kami juga ingin menunjukkan ke masyarakat ada sistem ekonomi alternatif selain yang sudah mapan,” ucapnya.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi.

Tampil sebagai pemenang lomba olimpiade ekonomi islam juara satu dari Universitas Islam Negeri Malang, Juara dua dari Universitas Brawijaya, Juara tiga dari Universitas Airlangga dan juara harapan dari Universitas Islam Negeri Walisongo. Best Papers diraih oleh Umi Khasanah dari Uiniversitas Islam Negeri Walisongo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *