Fakultas Syariah dan Hukum

Bila dilihat dari catatan kronologis pembentukannya, IAIN Walisongo memiliki perbedaan latar belakang sejarah pendirian dengan IAIN Sunan Kalijaga dan IAIN Jakarta. Dua IAIN yang disebut terakhir ini lahir atas good will pemerintah. Sedang IAIN Walisongo lahir didasarkan pada kebutuhan riil umat Islam di Jawa Tengah untuk memiliki suatu Perguruan Tinggi Islam yang sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat. Pendirian IAIN Walisongo betul-betul muncuk dari aspirasi bawah dan atasinisiatif tokoh-tokoh agama Jawa Tengah, yang direspon secara positif oleh elemen-elemen masyarakat lainnya.

Aktivitas perintisan pertama berawal dari gagasan dan pemikiran Drs. Soenarto Notowidagdo untuk mendirikan sebuah Perguruan tinggi Islam yang berpusat di pantai utara Jawa Tengah. Gagasan tersesbut berangkat dari kenyataan bahwa mayoritas penduduk Jawa Tengah khususnya bagian utara beragama Islam. Pada sisi lain, Jawa Tengah merupakan salah satu basis dan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI). Di Jawa Tengah (PKI) pada tahun 1955 memperoleh suara terbanyak pada pemilihan umum. Oleh sebab itu, kehadiran Perguruan Tinggi Islam di Jawa Tengah merupakan kebutuhan, disamping untuk mendalami ajaran Islam serta upaya dakwah islamiyah, juga untuk menanggulangi dan membendung kekuatan dan gerakan komunis.

Drs. Soenarto Notowidagdo menyebarluaskan gagasannya sejak tahun 1958 sewaktu ia menjadi Ketua  Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdhatul Ulama’ (NU) Jawa Tengah. Namun gagasan tersebut baru menjadi kenyataan setelah beliau terpilih menjadi Bupati Kudus pada tahun 1962. Berbagai konsultasi dan akhirnya diputuskan rencana untuk mendirikan perguruan tinggi di Kudus dengan dua fakultas, yaitu Fakultas Agama dan Fakultas Ekonomi. Keputusan itu secara khusus dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa masyarakat Kudus dan sekitarnya mayoritas beragama Islam, dengan mata pencaharian utama di bidang perdagangan dan pertanian.

Aktivitas perintisan kedua terjadi di Semarang, tepatnya bulan Desember 1966. Setelah kepindahannya dari Kudus pada tahun itu, Drs. Soenarto Notowidagdo menjadi anggota badan Pemerintah Harian (BPH) Propinsi Jawa Tengah. Drs. Soenarto Notowidagdo sesudah berkonsultasi dengan beberapa tokoh muslim di rumahnya Jl. Seroja Barat No. 9 Semarang untuk merintis berdirinya Fakultas Syari’ah di Semarang. Pada pertemuan tersebut, forum musyawarah menghasilkan beberapa keputusan, antara lain menyepakati pembentukan Fakultas syari’ah di Semarang.

Untuk merealisasikan kesepakatan itu dibentuk dua tim, yaitu Badan Edukatif yang mengurus segala persiapan pendirian Fakultas Syari’ah, diketuai oleh Drs. Soenarto Notowidagdo. Sedangkan tim yang lain dibentuk sebuah yayasan yang mengurus persoalan dana, diketuai oleh KH. Ali Masyhar, selaku Kepala Jawatan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah. 

Alamat Jl. Prof. Dr. Hamka, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp (024) 7601291
Fax  
Email  
Website fsh.walisongo.ac.id