21 Tahun IKASDA Berdakwah

Humas – Ikatan Alumni Sarjana Dakwah
(IKASDA) Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang gelar Sarasehan Lintas
Generasi dengan tema ‘Curah Gagasan pengembangan Alumni dan Kelembagaan IKASDA’,
Senin (17/12) di Hotel Grasia.

Hadir sebagai
pembicara diantaranya Budi harjono (pengasuh Ponpes Al Islah), Kurdi Mustofa
(Purn Polri), Masrukhan Samsuri (Anggota DPRD Jateng).

IKASDA sendiri
berdiri sejak 12 Januari 1991. Anggotanya sudah mencapai ribuan. Sehingga di
usianya ke-21 tahun ini, diharapkan keberadaan IKASDA bisa bermanfaat baik bagi
alumni sendiri maupun masyarakat luas.

Para alumni
pun berkecimpung di berbagai bidang. Mulai dari TNI/Polri, birokrasi, politisi,
wirausaha, akademisi, jurnalis/media, mubaligh, alumni muda dan social worker. Para
alumni tersebut akan memberikan masukan bagaimana mengelola IKASDA ke depan.

Budiharjono
mengatakan, berdakwah tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang mubaligh ataupun
dai. Akan tetapi, berdakwah bisa dilakukan oleh siapa saja sesuai dengan
profesi yang melekat pada dirinya.

 â€œDakwah bisa dijalani melalui seni. Kita bisa
memberi pencerahan kepada masyarakat dengan bakat atau profesi yang kita
tekuni,” kata Budiharjono.

Dia mengharapkan
IKASDA bisa menjadi matahari bagi negeri ini. Untuk itu, jaringan sangat diperlukan
sehingga organisasi ini semakin kuat dan eksis. “dulu saya awalnya main teater,
kemudian kenalan dengan banyak orang. Terbentuk jaringan dan kini saya berhasil
mencetuskan tarian sufi,” ungkapnya.

Purn Polri
Kurdi Mustofa mengungkapkan mengelola sebuah organisasi itu tidak mudah. Kuncinya
adalah mau, mampu da nada waktu. Tanpa itu semua, organisasi akan kesulitan dikendalikan.

Selain itu,
lanjutnya, organisasi harus focus pada kegiatan yang menjadi programnya. “di
tengah tantangan global ini IKASDA harus tetap eksis.,” tukasnya.(soim/dew)

Leave a Reply