UIN Walisongo Online, Bogor – Sebanyak 22 mahasiswa dari Program Magister Ilmu Al-Quran dan Tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melaksanakan kunjungan Student Mobility di Pesantren Pusat Kajian Hadis (PKH), Bogor, Jumat (17/9/2021). Kunjungan dengan tema “Digitalisasi Ilmu Al-Quran dan Tafsir bertaraf Internasional”.
Rombongan dipimpin oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Ushuludin dan Humaniora Dr. H. Sulaiman M.Ag., Kajur S2 IAT Dr. H. Moh. Nor Ichwan, M.Ag, Sekjur Dr. H. Ahmad Tajuddin Arafat M.Si, Staf Ahli Dr. Agus Imam Haromain, M.Ag. Rombongan diterima oleh perwakilan pesantren, Agus, didampingi tenaga pendidik Wahyono beserta pengurus lainnya.
“Para peserta Student Mobility ini sudah mengajukan kunjungan di Malaysia-Singapura dan sudah mendapatkan izin dari kampus,” tegas Moh. Nor Ichwan selaku kajur S2 IAT.
Ia menjelaskan, bahwa niat baik untuk itu tertunda karena pandemi covid 19 dan aturan Kementerian Agama selama 2020 tidak diperbolehkan aktivitas di luar negeri. Kendati demikian, mahasiswa tetap bersemangat dengan melanjutkan kunjungannya yang sudah ada, beralih dengan pola kunjungan student mobility berdimensi internasional.
Model kunjungan student mobility ini memang berbeda dengan kunjungan pihak kampus dari sebelumnya.
“Mahasiswa dilatih mengisi konten ajaran islam moderat, tetapi di digitalisasi untuk seluruh umat yang sebelumnya mahasiswa belum pernah diajarkan bagaimana membuat server, aplikasi saat perkuliahan di kampus” ujar Dr. H. Sulaiman M.Ag yang merupakan Wakil dekan 1 bidang Akademik FUHUM.
Salah satu bedanya yaitu mahasiswa latihan mengisi konten di dalam negeri (lokal), tetapi manfaatnya aplikasi yang diciptakan dapat diakses masyarakat global dengan kontan bahasa Arab, Inggris dan Indonesia.
Kujungan Student Mobility ini mengambil tema “Digitalisasi Ilmu Al-Quran dan Tafsir” dengan target dari produk kunjungan student mobility ini agar go international. Identitas kampus unity of science tetap dipertahankan dan akan diperkenalkan dengan tokoh-tokoh yang ada di Asia, Eropa dan Timur Tengah dengan memanfaatkan multimedia.
Di tengah pandemi yang belum berakhir, Sulaiman kepada mahasiswa selain menerapkan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), ditambah 2M (membaca doa dan mengabdi tanpa henti) juga aktif menanggapi konten ajaran yang bersifat “ekslusif” di sosial media dengan mengisi konten bersifat islam moderat berbasis digital. Dengan demikian, Insya Allah peran mahasiswa tidak akan berhenti sekalipun masih pandemi.
Sementara Ustadz Agus mewakili Yayasan Pesantren Pusat Kajian Hadis menyampaikan terimakasih kepada Program Magister IAT karena mempercayakan yayasan mereka setelah pakem selama pandemik sebagai pelatih pembuatan aplikasi konten islam moderat yang terdiri dari anak-anak cerdas, mandiri dan progresif karena dapat membuat aplikasi kurang dari 24 jam yang normalnya hanya bisa dilakukan setelah 6 hari pelatihan.
Mereka berharap adanya kunjungan student mobility ini, mahasiswa ikut andil berperan aktif mengisi konten yang didigitalkan, karena hal itu sangat bermanfaat bagi umat serta sesuai dengan cita-cita almarhum pimpinan PKH yang belum sepenuhnya terealisasikan.
Khairani, selaku partisipan student mobility berharap kunjungan ini menjadi tempat mengabdi kepada masyarakat global dan meneruskan perjuangan para Walisongo dan ulama terdahulu dalam menyebarkan ajaran Islam moderat dan mengikuti perkembangan teknologi.
“Selain berpartisipan mengisi konten islam khususnya yang berkaitan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di media digital, namun juga mahasiswa tetap meneruskan belajarnya kepada guru, kiyai, dosen agar sanad keilmuannya tidak diragukan kebenarannya ketika diapliaksikan” ujarnya.
“Kami semua niatkan kunjungan projek digitalisai ini sebagai bentuk khidmah (pengabdian) untuk masyarakat, menggabungkan konten agama didalam IT sangat dibutuhkan di era 5.0, adapun keuntungan materi serta popularitas setelah itu merupakan bonus” tegas mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Humaniora ini. (Khairani/Tim Humas)