UIN Walisongo Online, Semarang – 250 Seniman dari 30 negara berpartisipasi dalam ajang pameran internasional Metamorfosart ke-3 yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ini berlangsung hampir sebulan, 7 – 29 Oktober 2021. Beragam karya seni yang terdiri dari karya kaligrafi, sketsa, desain arsitektur, ilustrasi, lukisan, kartun, dan karikatur yang tertata rapi di Galeri Nusantara UIN Walisongo tersebut hadir menggugah nalar dan memantik imajinasi para pengunjung.
Karya-karya tersebut seakan mengajak pengunjung untuk merenung sejenak betapa pandemi ternyata bukan menjadi penghalang para seniman dalam mengekspresikan kreativitas dan gagasan artistiknya.
Even seni Metamorfosart ke 3 kali ini dibuka oleh menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas pada kamis (7/10/21) mengusung tema “Spirituality, ARTchitekture and pandemic”.
“Agama dan seni ibarat perjodohan abadi. Ia ibarat dua sisi mata uang, yang tak terpisahkan. Tanpa seni, ajaran agama akan muncul dalam dogma-dogma kering yang kehilangan ruh kemanusiaan. Hanya menjadi jargon-jargon kosong di atas mimbar. Sebaliknya, melalui bahasa seni, agama mewujud menjadi bahasa universal yang menyapa seluruh jiwa manusia dan menjadi rahmat bagi kemanusiaan dan alam semesta. Event ini telah membuktikan seni sebagai jembatan kebudayaan antar bangsa yang kaya,” tegas menteri agama dalam sambutan yang dibacakan oleh Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. M. Ali Ramdhani.
Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi kegiatan Metamorfosart ke-3 yang kali ini diselenggarakan sekaligus merayakan Hari Santri Nasional.
“Kegiatan pameran ini sangat bermanfaat tidak hanya bagi para pegiat seni, pegiat budaya, tetapi bagi siapa saja yang ingin mewujudkan kehidupan yang indah dan berkebudayaan. Sekali lagi, pameran ini telah membuktikan peran penting bahwa agama dan seni adalah jembatan peradaban antar bangsa,” pungkasnya.
Apresiasi senada disampaikan Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag. Hasil karya seni dan arsitektur yang ditampilkan merupakan ekspresi atas karakter dan kepakaran dari para partisipan. Output penting dari acara ini adalah katalog karya seni yang dapat digunakan untuk mengkaji dinamika kehidupan masyarakat secara komprehensif.
“Khusus bagi mahasiswa seni dan arsitektur Islam, forum pameran ini menjadi ruang dialog melalui karya seni dan arsitektur dan mengupgrade keilmuan dan keterampilan. Lebih dari itu, forum ini juga menjadi ruang membangun relasi dalam mengembangkan karir nasional dan internasional.”
Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Dr. H. Hasyim Muhammad, M.Ag. mengaku bangga menjadi tuan rumah perhelatan pameran seni bertaraf internasional tersebut. Dalam rangkaian event Mertamorfosart ke-3 ini, selain pameran seni juga digelar kegiatan seminar yang menghadirkan narasumber Prof. Nangkala Utaberta, Guru Besar Arsitektur dari Universitas Tun Hussein Malaysia (UTHM) dan perupa Nasirun dari Yogyakarya. Serta akan digelar juga workshop Animasi arsitektural dengan narasumber Tri Susetyo Andradari, M.Ars, Dosen Arsitektur UIN Walisongo. (Fuhum/Hms)