UIN Walisongo Online; Semarang– Malam mulai beranjak. Waktu menunjukkan pukul sembilan. Bulan sedang sabit, pertanda akhir bulan menjelang. Bintang-gemintang terlihat cemerlang di gelapnya malam. Muda-mudi satu-dua mulai merapat memenuhi lapangan, kata mereka, sedang berlangsung seremoni penutupan kegiatan yang sudah digelar sejak tiga hari lalu, Orsenik.
Satu-dua meningkahi. “Malam ini akan jadi milik fakultas kami”. Lainnya menimpali. “Pasti fakultas kami”.
Pembawa acara mengambil posisi. Perhatian seketika beralih. Tatapan penuh harap. Sorak-sorai pendukung bersahutan, saat satu demi satu juara diumumkan. “Dengan perolehan perunggu tujuh belas, perak sepuluh, dan emas delapan belas,” pembawa acara sengaja menunda pembacaannya. “Selamat kepada Fakultas Syariah dan Hukum yang menjadi juara satu,” letupan kebahagiaan atlet, pendukung, panitia suksesi, dan mahasiswa tidak dapat dielakkan. Saling menghambur tertawa puas.
Raihan ini mengulang keberhasilan dua tahun silam. Saat itu, FSH juga memboyong tiga gelar sekaligus; Juara satu, Suporter Terbaik, dan Juara Umum Orsenik. Jika boleh disandingkan, momen ini lebih persis Orsenik satu tahun sebelumnya, tahun 2016: FSH mampu memutus dominasi FITK yang dua tahun berturut-turut jadi juara Orsenik.
“Ya ini salah satu bentuk perjuangan dari mahasiswa fakultas syariah dan hukum 2019 mengembalikan kejayaan Syariah sehingga perlu lah, dan ini hasilnya. Jadi juara umum, juara suporter, juara satu. Terus sudah sangat kompleks,” ujar Ketua Dema FSH Syarif Hidayatullah bangga, Jumat (20/9/2019).
Capaian ini boleh dikatakan menggembirakan, mengingat jika dibandingkan dengan fakultas lain, FSH terhitung paling akhir dalam hal persiapan. “Persiapan orsenik itu kisaran dua puluh hari,” jelasnya.
Dalam waktu yang cukup singkat itu, di lapangan, persiapan FSH menghadapi Orsenik tidak seperti yang diharapkan dengan langsung berjalan mulus. “Sebenarnya kendalanya itu sangat banyak. Kendalanya itu yang pertama terkait dengan koordinasi. Yang awalnya sudah disampaikan terkait dengan anggaran seperti ini seperti ini ternyata ada kekurangan. Kemudian masalah pelatih. Jadi kendalanya itu pelatih ketika saya memintakan surat permohonan kepada UKM-UKM khususnya UKM U, nah itu tidak ada balasan konfirmasi, jadi ada namanya penggantungan konfirmasi dari Dema U. Sehingga itu membuat latihannya berjalan tidak sempurna,” kenang laki-laki asal Tegal itu.
Sejak awal, ia mengatakan bahwa FSH memang menargetkan Juara. Sehingga memenangi lima puluh dari delapan puluh tujuh emas yang diperebutkan adalah jalan yang cukup realistis untuk ditempuh. “Karena kan total medali itu yang dirilis Dema U itu delapan puluh tujuh, tapi ternyata ada pengurangan jumlah medali, sehingga kita menargetkan dua puluh. Tapi ini ternyata mendapatkan delapan belas medali, dan saya kira itu sudah cukup lah,” terang laki-laki bertubuh gempal tersebut.
Selepas Orsenik, bersama dengan pengurus Dema yang lain, ia akan mengusahakan memberi tindak lanjut bagi mahasiswa baru FSH, terutama para atlet agar bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki. “Mengenai follow up ini dari Dema fakultas sendiri mengadakan Bidik. Karena nanti kalau ada perlombaan, kemungkinan besar yang akan mewakili dari yang pernah juara di Orsenik itu,” jelasnya.
“Seperti tahun kemarin, Pionir (lomba tahunan antar PTKIN) itu pun yang diberangkatkan dari mahasiswa yang tidak lulusan dari jebolan Orsenik. Seharusnya kalau misal ini di-follow up-kan itu akan lebih baik untuk meningkatkan generasi bibit-bibit unggul UIN Walisongo,” lanjutnya.
Ia pribadi berharap agar perjuangan mahasiswa FSH tidak berhenti di sini saja. “Semoga nanti di tahun 2020, bisa memenangkan Orsenik lagi, dalam arti juara umum,”. Lebih dari itu, ia juga berharap selepas perhelatan kegiatan tahunan Orsenik, semua mahasiswa antar fakultas bisa saling mengisi dan bersinergi. “Dan selepas Orsenik setiap fakultas bisa menciptakan iklim yang damai. Setelah Orsenik ini tidak ada cacian, tidak ada ketidakterimaan. Setelah Orsenik ini sudah semuanya kita kembali melakukan perkuliahan dan organisasi seperti biasanya,” tandas pria yang tengah menempuh kuliah di semester tujuh tersebut.
Wakil Dekan FSH bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ahmad Izzuddin, mengapresiasi pencapaian mahasiswa baru FSH 2019 serta panitia suksesi dari Dema fakultas yang telah bekerja keras sehingga bisa mengembalikan prestasi fakultas untuk merengkuh kembali trofi juara umum Orsenik di tahun 2019.
“Untuk mahasiswa kita (FSH) 2019 semoga potensi-potensi yang baiki bisa kita rawat untuk menjadi atlet-atlet peserta-peserta yang bisa dihandalkan untuk masa depan UIN Walisongo Semarang,” tuturnya dengan senyum mengembang, Jumat (20/9/2019)
#By. Justisia online