Ziarah ke 51 Wali/Masyayukh, UIN Walisongo Ziarah ke Makam KH. Ahmad Dahlan

UIN Walisongo Online, Yogyakarta – UIN Walisongo Semarang melalui Lembaga Penjamin Mutu (LPM) berziarah ke makam pendiri Muhammadiyah sekaligus sebagai salah satu pahlawan nasional, KH Ahmad Dahlan, Rabu (17/3).

Ziarah ke makam tersebut bagian dari ziarah ke 51 wali atau masyayikh dalam peringatan Dies Natalis UIN Walisongo ke 51.

Makam pahlawan nasional tersebut berlokasi di kompleks makam umum kampung Karangkajen RT 41 RW 11 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan Yogjakarta.

Makam berada di di tanah milik keraton, sehingga penjaga makam harus abdi dalem keraton Yogjakarta. Letaknya persisi di belakang Masjid Jami’ Karangkajen.

Selain makam KH Ahmad Dahlan, di lokasi tersebut juga terdapat makam mantan Menteri Agama RI, Prof Fathurarahman.

Ketua LPM Dr Hasan Asari Ulamai memimpin rombongan ziarah ke Yogyakarta, diikuti para kepala pusat, sekretaris dan tim LPM UIN Walisongo.

Hasan Asy’ari menjelaskan ziarah kepada para tokog tersebut selain untuk mendoakan para tokoh bangsa, juga bagian dari peringatan Dies Natalis UIN Walisongo Semarang ke 51.

Lebih lanjut, mantan wakil direktur pascasarjana menjelaskan, sebagaimana angka peringatan Dies yang ke 51, kegiatan ziarah tersebut dilakukan pada 51 makam ulama dan masyayikh yang tersebar di pulau Jawa, mulai dari bagian barat, Cirebon sampai dengan bagian timur, Madura.

Dalam rangkaian kegiatan ziarah tersebut, selain ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan, juga dilakukan ziarah ke makam pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, KH Bisri Syamsuri, KH Wah Chasbullah, dan tokoh bangsa lainnya.

Ditambahkan, kegiatan itu juga menjadi komitmen UIN Walisonngo untuk menjaga tradisi dan kearifan masyarakat.
Ziarah ke makam para wali dan tokoh bangsa itu juga untuk mengingat semangat pendiri bangsa dalam mendirikan bangsa dan mengabdi kepada masyarakat.

“Para ulama terdahulu memberikan teladan dan contoh nyata bagaimana menjadikan Islam sebagai pondasi dalam membangun bangsa dan masyarakat”, ujarnya.

Dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah merupakan sebagian dari warisan besar para ulama di masa yang lalu.

”Setelah satu abad didirikan, NU dengan pesantren dan kekuatan budaya yang dimiliki serta Muhammadiyah dengan jarinngan di bidang pedidikan dan sosial terbukti dapat memberikan sumbangan besar untuk bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Usai berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan, rombongan LPM UIN Walisongo melakukan silaturahmi dengan pengurus masjid Jogokariyan Yogjakarta.

“Pengelolaan masjid Jogokariyan menjadi model masjid masa kini. Bagaimana masjid dikelola secara profesional dan memberikan manfaat tidak hanya untuk beribadah tetapi juga menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi masyarat,” terang Hasan Asy`ari. (LPM/Tim Humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *