Silaturahim dengan tokoh Masyarakat Kampus, Pimpinan UIN Walisongo Bahas Perkuliahan Tatap Muka

UIN Walisongo Online, Semarang – UIN Walisongo segera membuka kuliah offline untuk tahun ajaran 2021-2022. Direncanakan, kuliah secara luring dimulai pada 11 Oktober 2021 mendatang.

Hal demikian disampaikan oleh Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dalam kegiatan Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat di Sekitar Kampus di Aula Kampus I UIN Walisongo, Selasa (28/9/2021) malam. Sebanyak 69 orang dari tokoh masyarakat sekitar kampus hadir dalam kegiatan ini.

Di depan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, Rektor berencana memanggil mahasiswa untuk masuk ke dalam kampus, untuk mengikuti perkuliahan secara langsung. Mahasiswa yang akan dipanggil adalah mereka yang baru menginjak semester 1 dan semester 3.

Para mahasiswa tersebut, belum pernah merasakan suasana kuliah di kampus. Mereka juga belum pernah bertemu dengan teman-teman sekelasnya karena pandemi covid 19.

“Mahasiswa kami sejak tahun 2020, belum pernah tahu kampus. Jangan sampai kampus UIN dikira kampus abal-abal. Kemarin pernah ada orang tua dari Karawang yang datang ke kampus untuk memastikan kampusnya ada atau tidak,” ujar rektor.

Untuk mengantisipasi penyebaran pandemi, sambung dia, pembelajaran akan digelar dengan beberapa skema. Skema utama adalah menggelar kuliah dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Selain itu, jam perkuliahan juga dipercepat dari semula 1 sks berlangsung 50 menit, menjadi 30 menit. Skema yang lain adalah menggilir kehadiran mahasiswa dari nomor induk yang ganjil dan genap.

“Yang kita panggil adalah yang belum pernah kenal kampusnya. Kenalnya laptop dan HP karena kuliahnya daring terus. Hanya mahasiswa semester 1 dan 3, dan itu tidak semua mata kuliah. Kita juga berikan opsi mana kelas yang mau masuk dan yang tidak,” tambahnya.

Kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar kampus, Rektor meminta dukungan agar bersama-sama mendidik mahasiswa. Ketika mahasiswa masuk, otomatis mahasiswa akan sering berinteraksi dengan warga sekitar kampus.

“Perlu sinergi yang tepat antara kampus dan warga. Desa dan kampus adalah tempat untuk melakukan pendidikan, guru bagi anak-anak kami, mahasiswa kami. Kami butuh bantuan, kalau ada mahasiswa kami yang ‘bandel’ agar diberi arahan, masukan dan sebagainya, dengan tutur kata yang baik tanpa gunakan kekerasan fisik,” pintanya.

Forum komunikasi digelar dengan suasana santai. Setelah pembukaan, digelar dialog dari kedua belah pihak. Dialog dipimpin oleh Wakil Rektor III Dr. Arief Budiman, M.Ag. (Tim Humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *