Tadarus Komunikasi, UIN Walisongo Undang Bupati Blora

“Kunjungan saya kesini ini sebagai pembalasan dari kunjungan Rektor ke Blora. Jadi, kunjungan sebelumnya harus dibalas,” kata Bupati Blora H. Arif Rachman, M.Si, di awal pemaparan.

UIN Walisongo Online, Semarang – UIN Walisongo Semarang menggelar tadarus komunikasi di bulan Ramadhan 2022 ini. Sejumlah pihak diundang, termasuk Bupati Blora H. Arif Rachman, M.Si.

Tadarus Komunikasi digelar di Ruang Teater Lantai 4 Rektorat UIN Walisongo Semarang, Rabu, 13 April 2022. Sejumlah dosen, pimpinan serta mahasiswa hadir, khususnya mahasiswa dari Blora.

“Tadarus komunikasi ini rutin dalam beberapa pekan. Kami sengaja meghadirkan narasumber dari dalam dan luar. Ini tentu bagian kreativitas dari dosen dan pimpinan FDK, khususnya prodi KPI. Mudah-mudahan kita mendapat ilmu dan hal lain, utamanya kerjasama UIN Walisongo dan Pemkab Blora,” ujar Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr Ilyas Supena, menyampaikan laporan kegiatan.

Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag. mengapresiasi giat ramadhan yang digelar masing-masing fakultas, termasuk FDK. Menurutnya, tadarus komunikasi adalah bagian kekhasan dari masing-masing fakultas mengisi dalam mengisi kegiatan di bulan Ramadhan.

Dalam kesempatan ini, Rektor mengapresiasi perhatian Pemerintah Blora yang telah bekerjasama secara aktif dengan UIN Walisongo dalam berbagai bidang. Menurutnya, kunci dari kerjasama adalah kolaborasi.

Salah satu yang dapat dikolaborasikan adalah Corporate Social Responsilibity (CSR) yang wajib dikeluarkan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. Hasil dari CSR kemudian diarahkan untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan sosial.

“Blora punya potensi besar, selain APBD ada juga CSR. CSR ini harus ada kombinasi dengan Pemda dan Perguruan Tinggi. PT harus dilibatkan karena PT punya resource yang mumpuni sehingga dapat diajak berkolaborasi pengembangan CSR dan objek pengembangan yang ada di masyarakat,” ujar Rektor.

Bupati Blora Arif Rachman dalam paparannya memaparkan kondisi Blora terkini. Menurutnya, dari segi geografis, sebagian wilaha Blora adalah hutan. Meskipun demikian, potensi SDA yang ada didalamnya sangat besar, mulai gas, minyak bumi, kayu jati dan sebagainya.

Potensi besar ini belum dapat dikelola dengan baik. Pasalnya, ada tiga masalah mendasar di kabupaten tersebut, antara lain infrastuktur, kemiskinan dan stunting. Oleh karenanya, tiga persoalan itu harus dapat berkurang saat dirinya menjabat sebagai bupati.

“Kunjungan saya kesini ini sebagai pembalasan dari kunjungan Rektor ke Blora. Jadi, kunjungan sebelumnya harus dibalas,” kata Bupati, di awal pemaparan.

“Masyarakat di Blora itu bilang pada saya, pak kalau kurang makan, saya masih dapat minta minta ke keluarga atau ke tetangga. Tapi kalau jalannya rusak, itu minta siapa?

Di masyarkat, jalan rusak semua minta ke bupati, padahal itu ada status jalan provinsi, jalan nasional. Jalan provinsi banyak yang rusak, nasional juga,” tambahnya.

Ke depan, kata dia, potensi besar harus dapat dikembangkan. Blora punya peternakan sapi terbesar di Jawa Tengah, serta jagung terbesar kedua di Jawa Tengah. Namun, di Blora juga masih terpapat desa-desa miskin, terutama yang berada di pinggir hutan.

“Kalau melihat indikator kemiskinan (14 indikator), sebetulnya masyarakat kami tidak sepenuhnya miskin. Misalnya satu rumah punya sapi 5-10 ekor kemudian ditaruh di ruang tamu. Kebanggaan mereka adalah punya sapi banyak. Meksipun punya sapi, tapi rumahnya tidak mau dibangun, masih beralas tanah,” tandasnya.

Oleh karenanya, pihaknya mengajak UIN Walisongo untuk dapat bersama-sama mengatasi masalah tersebut, terutama kemiskinan ekstrim. Sejauh ini, ada 48 desa miskin ekstrim di Blora yang butuh sentuhan.

“UIN Walisongo bisa ambil 2-3 desa, lalu nanti didanai dengan dana CSR. Jadi kolaborasi ini penting,” tambahnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *