Perkuat Pondasi Moderasi, KKN Kolaboratif Gelar Seminar Moderasi Beragama

UIN Walisongo Online, Semarang – KKN kolaborasi UHN IGB Sugriwa Denpasar dengan UIN Walisongo Semarang laksanakan seminar moderasi bergama di pondopo Kinanti Mijen, Selasa (2/8/2022). Sasaran kegiatan adalah para tokoh yang ada di kelurahan Wonolopo dan PHDI kecamatan Mijen serta mahasiswa dari Universitas Diponogoro dan Universitas Wahid Hasyim. Seminar ini merupakan kegiatan KKN MMK Kolaborasi yang bertujuan memperkuat pondasi moderasi beragama di kalangan generasi dan para tokoh.

Seminar yang mengusung tema “Memperkuat Moderasi Beragama dalam Bingkai Kebangsaan”, menghadirkan narasumber Dr. Henny Perbowosari, S.Ag., M.Pd. (UHN IGB Sugriwa Denpasar) dan Luthfi Rahman, S.Th.I., M.S.I., M.A. (UIN Walisongo Semarang) dengan moderator I Gede Mardi Yasa selaku Mahasiswa UHN IGB Sugriwa Denpasar.

Luthfi Rahman dalam paparannya menyampaikan, “Moderasi beragama menjadi jalan tengah untuk menyatukan serta memperkuat sandi-sandi toleransi dan memperkuat pondasi keagamaan di tengah politik agama saat ini. Moderasi beragama yang memiliki nilai-nilai filosofis tinggi dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan ditengah gerusan zaman saat ini.”

Senada dengan Luthfi, Henny Perbowosari juga menyatakan pentingnya moderasi beragama.

“Moderasi beragama bukan merupakan hal baru, hanya saja baru saat ini digalakkan. Moderasi beragama menjadi alternatif untuk mempersatukan dan memperkuat keimanan dalam menjalani rangkaian keagamaan yang dianutnya tanpa memperkucilkan agama lain. Kita sebagai umat beragama tidak hanya merasa empati kepada agama sendiri, namun perlu adanya rasa empati kepada semua umat beragama.” Ucapnya.

Diskusi yang pandu oleh moderator semakin hidup ketika dibuka sesi tanya-jawab. Dari perwakilan dua tokoh umat menyampaikan tanggapan yang menghidupkan suasana diskusi. Perwakilan dari umat Hindu yang diwakili oleh PHDI kecamatan Mijen menyampaikan bahwa dalam agama Hindu ada filosofi yang dipegang teguh untuk menjalani kehidupan bermasyarakat yakni Vasudewa Kutumbakam dan Tri Hita Karana. Dua filosofi ini dipegang teguh oleh umat Hindu dalam menjalani kehidupannya sehingga harmonis tanpa ada perpecahan diantara umat beragama.

Acara dilanjutkan sambung rasa oleh ketua RW 5 Kelurahan Wonolopo. Ia menyatakan bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita selayaknya harus saling memegang persatuan dan kesatuan agar tidak terjadi perpecahan. Toleransi kepada sesama umat beragama untuk menciptakan harmonisasi juga harus selalu terjaga. (Hms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *