Santri Ngaji Politik, Asrorun Ni’am: Santri Harus Jadi Watchdog dan Agent Of Change

UIN Walisongo Online, Semarang – Dalam rangka bulan suci Ramadhan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia berkolaborasi dengan UIN Walisongo dan Dema UIN Walisongo mengadakan kegiatan “Santri Ngaji Politik” Politik Sarungan: Peran Pemuda Dalam Integrasi Bangsa Pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024″ pada Jum’at (22/3/2024).

Kegiatan “Santri Ngaji Politik” ini merupakan komitmen kerjasama Kemenpora, Kementerian Agama dan Komisi Pemilihan Umum. Tujuannya untuk meningkatkan literasi politik terhadap para santri.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. , Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Nizar, M.Ag. dan Ketua Dema UIN Walisongo Bagas Adi Putra. Narasumber talk show kegiatan ini yaitu Dr. M. Rikza Chamami selaku ketua bidang pengabdian kepada masyarakat di LP2M UIN Walisongo serta Ketua Fatayat NU Jawa Tengah dan Komisi E DPRD Jawa Tengah, Hj Tazkiyyatul Muthmainnah, M.Kes.

Kegiatan dilaksanakan di Gedung Tgk.Ismail Yaqub diikuti oleh 1000 orang yang terdiri dari santri Ma’had dan Mahasiswa UIN Walisongo.

Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Prof. Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh,M.A. menyampaikan kontribusi santri dalam pembangunan Indonesia mulai dari sumpah pemuda hingga kemerdekaan dimana santri turut berperan penting dalam kemajuan bangsa. Ketika santri dalam berpolitik bisa menerapkan toleransi dan keseimbangan antar bidang tidak berat sebelah.

“Santri berperan besar dalam pembangunan Indonesia, maka kontribusi santri diwujudkan dalam ijtihad para santri yang diperingati sebagai resolusi jihad yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Oktober. Ini juga wujud dari kebijakan politik,” ungkapnya.

“Kehidupan santri dan mahasiswa tidak bisa lepas dari politik, KIP juga bentuk dari kebijakan politik agar mahasiswa mudah mengakses pendidikan. Harapannya santri tidak acuh pada politik agar tidak dipolitisasi dan menjadi objeknya. Mahasiswa hadir sebagai watchdog arah politik praktis dan menjadi agent of change,” pungkasnya.

Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Nizar, M.Ag menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar besarnya kepada deputi Kemenpora Prof. Asrorur Niam.

“Kegiatan ini memahami posisi dan peran santri dalam konteks integrasi bangsa. Dalam pemilu 2024, ada posisi santri dalam menciptakan kedamaian. Santri menjadi subjek maupun obyek dalam pemilu. Keilmuan dan peran strategis santri mahasiswa semakin kedepan. UIN Walisongo memiliki Ma’had yang berisi santri mahasiswa,” ungkapnya

“Peran kunci politik yaitu legitimasi; sistem politik; perilaku politik dan partisipasi politik; serta proses politik dan seluk beluk partai politik. Dalam Islam politik dikenal dengan Siasah segala sesuatu tentang kepentingan umat, jadi sebagai santri kita tidak boleh buta tentang politik,” pungkasnya

Ketua Dema UIN Walisongo Bagas Adi Putra menyampaikan,

“Pemuda sebagai agent of change kritis. Saatnya menolak politik identitas. Pemuda sebagai contoh bagi kita, belajar memahami sudut pandang. Pasca pemilihan bersama menjalin persatuan dan kesatuan sebagai prioritas utama dan pemuda mengatasi segala perbedaan dan menggapai cita cita bangsa,” ucapnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Komisi E DPRD Jawa Tengah yaitu Hj Tazkiyyatul Muthmainnah, M.Kes yang menyampaikan adanya penurunan partisipasi anak muda dalam kontestasi politik. Ia menegaskan bahwa
Anak muda harus berpartisipasi dalam politik, karena melalui politik bisa merubah kebijakan.

Sebagai santri, satu kebijakan yg dihasilkan untuk menolong masyarakat kecil yang membutuhkan itu lebih baik dari sholat Sunnah 40 rokaat. Ibadah sosial dirasakan dampaknya lebih banyak orang dibanding ibadah personal.

Kegiatan ditutup dengan berbuka bersama dengan seluruh santri mahasiswa Ma’had UIN Walisongo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *