UIN Walisongo Online, Semarang – FEBI UIN Walisongo selenggarakan International Conference secara online di Gedung ICT Center Kampus 3. Internasional Conference mengambil tema Halal Industry to Strengthen the Economy: Challenges and Opportunities. Conference ini dilaksanakan pada Selasa (26/10).
Narasumber dalam Internasional Conference ini menghadirkan pembicara dari Afrika, Malaysia dan Indonesia. Shaheed Tayob, Ph.D (University of Stellenbosch, Cape town), Datuk Haji Zainal Abidin bin Jaffar (Yayasan Makmum Malaysia), Ni Putu Desinthya (KNEKS), Dr. Zuraidah Sulaiman (Universiti Teknologi Malaysia), Prof. Dr. Musahadi. M.Ag (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, MUI Jawa Tengah), Ana Mustamin,M.Si (Asosiasi Pengusaha Bumiputera Indonesia). Kegiatan ini turut dihadiri pula oleh Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Hanifah Makarim sebagai Keynote Speech.
Kegiatan internasional conference dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Muhamamd Saifullah, M.Ag. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih dan harapannya.
“Ucapan terimakasih kepada para narasumber, tamu undangan dan para pihak yang telah mendukung terselenggaranya internasional conferenence. Harapannya Kegiatan Internasional Conference ini dapat memberikan gambaran tentang tantangan dan peluang dalam halal industry”, ungkap beliau.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Semarang Dr. Mukhsin Jamil, M.Ag sekaligus membuka kegiatan internasional conference. Belia sedikit membahas tentang tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh halal industri.
“Masyarakat Muslim dunia mengembangkan trend halal industri yang perkembangannya cukup siginifikan baik skala nasional maupun internasional. Menurutnya akademisi dan pelaku usaha harus dapat mengubah tantangan-tantangan menjadi peluang. Setidaknya terdapat tiga tantangan yang dihadapi yaitu halal industri perlu disadari sebagai ekosistem yang dinamis sebagai sub-sistem perkonomian dunia yang terus menerus perlu dikembangkan oleh pelaku maupun akademisi. Tantangan kedua adalah menjadikan industri halal sebagai ekonomi dunia. Ketiga, perlunya pengembangan halal industri tidak hanya normatif tetapi sebagai basis perkembangan industri halal harus relevan dengan teknologi”, ujar beliau.
Lanjut beliau, bahwa peran PTKIN khususnya UIN Walisongo dalam menghubungkan praktik dengan teori sebagai bentuk integrasi interkoneksi atau Unity of Sciences.
“Peran PTKIN dalam menghubungkan proses pengembangan industri halal secara akademik dan usaha dalam integrasi interkoneksi atau Unity of Sciences. Bagaimana mengembangkan industri halal yang inklusif dan progresif yang bisa diterima secara luas”, tambahnya.
Kegiatan dilanjutan dengan Paralel Sesion Call for paper Peserta yang dinyatakan lolos diberikan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya. Dan paper terbaik mendapat kesempatan untuk terbit di jurnal-jurnal terakreditasi di UIN Walisongo Semarang diantaranya Journal of Digital Marketing and Halal Industry, Jurnal Economica, Jurnal Teosofia, Jurnal Psikohumaniora, Jurnal Walisongo, Jurnal Sawwam Jurnal JSW, Jurnal Theologia, Jurnal Nadwa, Jurnal Al-Ahkam. (TIM HUMAS)