Berikan Wawasan Polarisasi Politik Agama, Wagub Taj Yasin Isi Stadium General di UIN Walisongo Semarang

UIN Walisongo Online, Semarang – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang kembali melaksanakan Stadium General dalam serangkaian Acara Pelantikan DEMA-U dan SEMA-U. Pada Rabu, (01/02/2023).

 

Sebelum dimulainya Stadium General, Ada sedikit pesan menarik, dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Ia mengatakan dalam sambutannya tentang Dampak polarisasi agama terhadap demokrasi di Indonesia.

 

“Lingkup polarisasi itu luas, namun akhir-akhir ini, yang paling menarik adalah polarisasi agama, Pada dasarnya Fanatisme merupakan awal mula adanya polarisasi, Maka dari itu, pesan saya kepada kalian semua, tetap junjung toleransi, khususnya dalam praktek politik dan agama. Karena toleransi akan menjadi obat dari maraknya polarisasi yang semakin mengental,”

 

Acara ini dipandu oleh moderator Yanwar Pratama selaku Menteri Akademik dan Riset dalam Kabinet Perubahan DEMA-U Periode 2023.

 

Muhamad Aziz selaku narasumber pertama, memaparkan tentang Peran Agama dalam Pencegahan Polarisasi Politik Agama. Ia berfokus pada, apa yang harus dilakukan seorang mahasiswa dalam menghadapi berbagai dinamika kampus.

 

“Kali ini, saya akan fokus pada pembicaraan, yang berhubungan dengan langkah kalian, untuk menghadapi berbagai dinamika kehidupan di masa depan,”

 

Ia menambahkan, “Generasi milenial itu terkenal dengan kepercayaan diri serta jiwa kreativitasnya yang tinggi. Namun, yang harus kalian ingat adalah, pentingnya penguatan basic intelektual, implementasi gerakan, serta membangun relasi yang bagus. Mengapa demikian? Karena menurut saya, mahasiswa yang memiliki skill tersebut, akan lebih mudah survive dalam hidupnya,”

 

Sama halnya dengan narasumber pertama, Muhamad Ngainirrihadl yang bertugas menjadi narasumber kedua juga menjelaskan lebih spesifik, terkait Political Will atau biasa disebut dengan istilah keyakinan politik.

 

“Pembahasan utama saya adalah, berupa teori moral, yang harus dimiliki tiap pemuda dalam upaya pencegahan polarisasi politik agama. Mengapa moralitas penting? Karena, bagi saya, marwah seorang manusia itu bisa di pupuk dengan kebaikan moralnya,”.

 

Ia menjelaskan, “Jonathan Haidt salah seorang ahli psikologi di Amerika Serikat, memberikan lima pilar moral, yang senantiasa dijadikan pegangan oleh berbagai kelompok sosial berupa, (Merawat/membahayakan, keadilan/ketidakcurangan, kesucian, degradasi, kesetiaan/penghianatan dan otoritas kebebasan).

 

Ngainirrihadl menegaskan di akhir sesi, “Jika kalian mampu menerapkan apa yang sudah saya sampaikan. Maka, kemungkinan besar, masa depan kalian akan lebih mudah,”

Leave a Reply