UIN Walisongo Online, Semarang – Kabupaten Tegal selain melegenda dengan sajian khas tahu aci dan teh pocinya ternyata menyimpan pesona wisata religi yang mengagumkan.
Tepatnya di Tegal Arum, Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Disanalah Sri Susuhunan Amangkurat Agung atau biasa disebut Sunan Amangkurat I dimakamkan. Tokoh yang pernah memimpin Kerajaan Mataram Islam pada periode 1619–1677 ini merupakan salah satu putera dari Sultan Agung (Sultan ke-3 Kerajaan Mataram Islam).
Dalam rangkaian kegiatan Ziarah 51 Wali dan Masyayikh di tanah Jawa dalam rangka Diesnatalis ke-51 UIN Walisongo Semarang, Tokoh ini menjadi salah satu tempat yang dikunjungi rombongan peziarah. Sabtu (03/20)
Amangkurat I meninggal pada 13 Juli 1677 di desa Wanayasa, Banyumas dan berwasiat agar dimakamkan dekat gurunya di Tegal. Karena tanah daerah tersebut berbau harum, maka desa tempat Amangkurat I dimakamkan kemudian disebut Tegalwangi atau Tegalarum
Kisah hidup Amangkurat I memang dipenuhi pro dan kontra, hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Juru Kunci Makam, bahwa berbagai kisah baik negatif maupun positif mewarnai kisah hubungan Islam dan Kasultanan Mataram pada masa beliau memimpin.
Di Lokasi pemakaman ini para rombongan menggali sejarah kisah hidup beliau yang ditututrkan oleh juru kunci makam Amangkurat I. Tahlil dan Do’a menjadi agenda utama rombongan setibanya di lokasi makam
Adapun rombongan ziarah kali ini diikuti oleh Wakil Rektor 1, Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag, Ketua Senat Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, Kepala UPT Perpustakaan, Umar Falahul Alam, M.Hum, Kabag Aakademik dan Kemahasiswaan Muntoha, MM, para Dosen dan sekretaris pimpinan.
(Tim Humas)