[:en]Dua dosen UIN Walisongo Luthfi Rahman (FUHUM) dan Elina Lestariyanti (FST) mengikuti Pendidikan Instruktur Nasional Moderasi Beragama (PIN-MB) )yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam di Pusdiklat Kemenag RI. Program tersebut dilaksanakan dari tanggal 27-31 Desember 2019 dan diikuti oleh 56 dosen muda PTKIN seluruh Indonesia. dalam pembukaannya di Auditorium HM Rasyidi Kemenag RI, ketua panitia PIN-MB, Ruchman Bashori menegaskan pentingnya menciptakan iklim Negara Indonesia yang harmonis melalui peneguhan cara pandang dan sikap moderat dalam beragama. “Pendidikan instruktur nasional bagi para dosen ini diharapkan mampu mencetak para penyemai moderasi di kalangan akademisi yang memiliki cita-cita, target dan misi besar demi keutuhan NKRI dengan melawan ideology radikal” demikian lanjut Kepala Subdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis yang juga alumni IAIN Walisongo tersebut.
Event ini diselenggarakan untuk terus melakukan program kontra radikalisme beragama yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Dr.Mahrus yang turut menjadi pemandu dalam acara tersebut mengatakan “kami sengaja mengundang dosen muda dalam program ini karena daya jangkau yang lebih panjang dan gerak yang lebih gesit mereka lebih bisa diandalkan. Juga, ini adalah bagian dari proses kaderisasi para penyemai moderasi beragama di kampus-kampus PTKI/PTKIN.”
Program pelatihan instruktur diisi dengan materi-materi mengenai konsep moderasi dalam berbangsa dan bernegara, konsep kontra radikalisasi dalam masyarakat multikultural, pengarusutamaan moderasi beragama, resolusi konflik sosial, politik keagamaan dan pemanfaatan media sosial untuk aksi moderasi beragama. Para narasumber program pendidikan moderasi beragama tersebut adalah para tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan isu maupun praktek moderasi beragama di skala nasional seperti.Rumadi, Marzuki Wahid, Enceng Shobirin, Adnan Anwar, Ulil Abshar Abdalla, Mahmud Syaltout, Munajat. Ahmad Suedy.dan beberapa pemateri dari Kementerian Agama RI yang berada dalam Pokja Moderasi Beragama. Selain materi-materi di atas terdapat program field trip ke kantor PBNU dan PP Muhammadiyah yang mengajak peserta PIN-MB untuk “ngaji” tentang best practice moderasi beragama di Indonesia.
Menurut Luthfi Rahman “PIN-MB ini melatih kita untuk melakukan gerakan moderasi beragama bukan hanya tataran wacana saja dalam konteks kampus, dan juga untuk memantapkan langkah rumah moderasi beragama UIN Walisongo yang diresmikan tanggal 19 Desember 2019 kemarin” ungkap dosen fakultas ushuluddin dan humaniora yang juga menjadi pengurus rumah moderasi beragama UIN Walisongo tersebut. Sedangkan Elina Lestariyanti, dosen Pendidikan Biologi FST UIN Walisongo, mengungkapkan bahwa “program ini menggugah kesadaran pentingnya menjaga moderasi beragama demi Indonesia yang berbhinneka tunggal ika, kita sebagai dosen harus turut andil ambil bagian dalam hal ini.”[:id]UIN Walisongo Online; Jakarta – Dua dosen UIN Walisongo Luthfi Rahman (FUHUM) dan Elina Lestariyanti (FST) mengikuti Pendidikan Instruktur Nasional Moderasi Beragama (PIN-MB) )yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam di Pusdiklat Kemenag RI. Program tersebut dilaksanakan dari tanggal 27-31 Desember 2019 dan diikuti oleh 56 dosen muda PTKIN seluruh Indonesia. dalam pembukaannya di Auditorium HM Rasyidi Kemenag RI, ketua panitia PIN-MB, Ruchman Bashori menegaskan pentingnya menciptakan iklim Negara Indonesia yang harmonis melalui peneguhan cara pandang dan sikap moderat dalam beragama. “Pendidikan instruktur nasional bagi para dosen ini diharapkan mampu mencetak para penyemai moderasi di kalangan akademisi yang memiliki cita-cita, target dan misi besar demi keutuhan NKRI dengan melawan ideology radikal” demikian lanjut Kepala Subdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis yang juga alumni IAIN Walisongo tersebut.
Event ini diselenggarakan untuk terus melakukan program kontra radikalisme beragama yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Dr.Mahrus yang turut menjadi pemandu dalam acara tersebut mengatakan “kami sengaja mengundang dosen muda dalam program ini karena daya jangkau yang lebih panjang dan gerak yang lebih gesit mereka lebih bisa diandalkan. Juga, ini adalah bagian dari proses kaderisasi para penyemai moderasi beragama di kampus-kampus PTKI/PTKIN.”
Program pelatihan instruktur diisi dengan materi-materi mengenai konsep moderasi dalam berbangsa dan bernegara, konsep kontra radikalisasi dalam masyarakat multikultural, pengarusutamaan moderasi beragama, resolusi konflik sosial, politik keagamaan dan pemanfaatan media sosial untuk aksi moderasi beragama. Para narasumber program pendidikan moderasi beragama tersebut adalah para tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan isu maupun praktek moderasi beragama di skala nasional seperti.Rumadi, Marzuki Wahid, Enceng Shobirin, Adnan Anwar, Ulil Abshar Abdalla, Mahmud Syaltout, Munajat. Ahmad Suedy.dan beberapa pemateri dari Kementerian Agama RI yang berada dalam Pokja Moderasi Beragama. Selain materi-materi di atas terdapat program field trip ke kantor PBNU dan PP Muhammadiyah yang mengajak peserta PIN-MB untuk “ngaji” tentang best practice moderasi beragama di Indonesia.
Menurut Luthfi Rahman “PIN-MB ini melatih kita untuk melakukan gerakan moderasi beragama bukan hanya tataran wacana saja dalam konteks kampus, dan juga untuk memantapkan langkah rumah moderasi beragama UIN Walisongo yang diresmikan tanggal 19 Desember 2019 kemarin” ungkap dosen fakultas ushuluddin dan humaniora yang juga menjadi pengurus rumah moderasi beragama UIN Walisongo tersebut. Sedangkan Elina Lestariyanti, dosen Pendidikan Biologi FST UIN Walisongo, mengungkapkan bahwa “program ini menggugah kesadaran pentingnya menjaga moderasi beragama demi Indonesia yang berbhinneka tunggal ika, kita sebagai dosen harus turut andil ambil bagian dalam hal ini.”[:]