Semarang – Dosen dan pegawai Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo di bekali ilmu kehumasan dan keprotokolan. Pembekalan diberikan
Kepala Humas UNNES, Sucipto Hadi Purnomo dan Wartawan Suara Merdeka, Muhammad Saronji
pada Kamis, (19/6).
Materi kehumasan fokus pada kiat meningkatkan produktifitas Humas
pada perguruan tinggi dan optimalisasi kehumasan melalui media massa. Kegiatan ini
digelar Humas IAIN Walisongo dengan tema “Peran Humas dalam membangun dan
meningkatkan citra lembagaâ€. Acara dibuka Kepala Biro AUAK Asmui didampingi
Kepala Bagian Umum Ahmadi Jaya.
Sucipto mengatakan, Humas bisa menyulap sesuatu yang kelihatannya
biasa menjadi luar biasa. Humas berfungsi membangun dan meningkatkan citra
lembaga kepada masyarakat. Kehumasan itu intinya adalah upaya untuk
mempengaruhi opini publik melalui berita atau informasi yang positif.
“Misalnya di UNNES, mahasiswa
terbaik UNNES hanyalah putri tukang becak, akan tetapi karena dia berprestasi,
dan mempunyai IPK tertinggi. Dengan upaya Humas, Raeni disulap menjadi bak
artis yang mendapat sorotan seluruh masyarakat Indonesia. Semua wartawan
mewawancarainya, dari media cetak maupun elektronik. Bahkan mendapat
penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono,†tegasnya sambil mendapat
tepuk tangan peserta.
Sucipto Hadi Purnomo menambahkan, peran humas sebagai ujung
tombak lembaga. Humas berperan penting terhadap kemajuan atau kemunduran lembaga.
Humas mempengaruhi opini dengan kerja komunikasi untuk
mendukung kemajuan lembaga. Kita berharap peran humas ke depan bertambah baik. Upaya
merencanakan, membangun opini public dilakukan untuk mendukung kemajuan cita-cita
lembaga.
Kepala Humas IAIN, Sirojuddin Munir mengatakan, kita menyadari
dengan berubahnya IAIN menjadi UIN Walisongo pada akhir tahun 2014 ini menjadi tantangan
tersendiri, beban kita juga semakin berat khususnya humas sebagai public relation.
Setiap kegiatan di Fakultas sebaiknya diinformasikan ke
humas, agar peran humas sebagai penyambung lidah lembaga agar bisa
mensosialisasikan dan mempublikasikan kepada khalayak.
Saronji menegaskan, lembaga membutuhkan
dukungan publik agar pemerintahan berjalan efektif. Kesan itu harus diciptakan melalui kerja
jajaran humas yang terampil mengolah data dan informasi karena citra positif
itu tidak akan terjadi dengan sendiri.
Melalui pengolahan
dan pengorganisasian pesan di balik agenda dan peristiwa yang baik akan
melahirkan makna di balik pemberitaan yang bernilai positif.Intuisi pegawai humas yang terlatih mampu mengubah peristiwa biasa menjadi tidak
biasa. Kemampuan menulis rilis tidak
boleh kalah menarik dari watawan. Humas yang mampu membuat rilis berbobot akan
membantu tugas wartawan. Ketekunan menulis rilis menjadi langkah progresif
sebab sentuhan pegawai humas dalam mengemas dan mengorganisasi pesan akan mencitrakan sikap lembaga.