UIN Walisongo Online, Semarang – Sebagai fakultas yang concern dalam bidang konservasi dan peningkatan kesadaran akan green life FISIP UIN Walisongo menegaskan dirinya sebagai green faculty. Green faculty bukan sekedar diskursus dan lip service, namun sebuah upaya nyata yang didasari oleh kesadaran dan pengetahuan, yang kemudian terwujud dalam bentuk kebijakan dan prilaku.
Beberapa kebijakan yang outstanding yang telah dilakukan oleh FISIP selain penghijauan di lingkungan sekitaran kampus antara lain: dibangunnya Student Forest Garden FISIP. Student Forest Garden FISIP berada tepat di hadapan Gedung FISIP UIN Walisongo. Taman ini semula merupakan tempat yang hanya ditumbuhi pohon jati, dan seringkali menjadi tempat pembuangan barang-barang tidak terpakai sehingga memunculkan kesan kumuh.
Pimpinan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo, digawangi oleh Wakil Dekan II, yang menangani bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Dr Tholkhatul Khoir, memiliki inisiatif untuk menjadikan tempat yang tidak dimanfaatkan untuk menjadi tempat yang bermanfaat. Beberapa kebutuhan diidentifikasi, kemudian diputuskan untuk menjadikan hutan jati mini yang sebelumnya tidak dimanfaatkan menjadi sebuah taman, Taman ini kemudian disepakati diberi nama Student Forest Garden FISIP.
Taman ini dibuat dengan pertimbangan green life dengan identifikasi sebagai berikut: 1) hutan jati mini tidak diubah, dan tidak ada penebangan dalam proses pendirian taman; 2) Taman dibuat dengan prinsip terbuka, sehingga dimungkinkan serapan tetap berjalan maksimal; 3) penerangan dan kebutuhan listrik dipenuhi dengan sumber PLS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya); 4) bangunan yang ada di dalamnya adalah bangunan dengan desain natural; dan 5) taman ini menerapkan prisip no waste.
Dengan dibangunnya Student Forest Garden FISIP ini kebutuhan mahasiswa untuk memiliki tempat untuk berekspresi menjadi relative terpenuhi. Student Forest Garden didesain memiliki satu stage untuk tempat show bagi kelompok musik atau seni dan kegiatan lain, serta enam gazebo serta dilengkapi dengan toilet dan kebutuhan listrik dan wifi yang mandiri.
“Pemenuhan kebutuhan mahasiswa yang berbasis prinsip green. Ini dilakukan dengan perencanaan ke depan yang memprioritaskan prinsip green,” terang Tholkhah.
Selain Student Forest Garden FISIP, di FISIP UIN Walisongo terdapat program yang memiliki point green yang distink, yaitu adanya program pengolahan air minum mandiri. Dengan kapasitas produksi antara delapan sampai sepuluh gallon per hari diharapkan kebutuhan air minum untuk seluruh warga FISIP akan terpenuhi. Pengadaan air mandiri ini memiliki dampak, selain terdukungnya civitas akademika FISIP UIN Walisongo untuk mengurangi pemakaian air kemasan plastik dan menggantikannya dengan penggunaan permanent-tumbler.
Dua program selain beberapa program lain merupakan program rintisan yang dapat dikembangkan menjadi program yang lebih jelas untuk orientasi green life. Program ini tidak dapat dilepaskan dari program UIN Walisongo dengan sebutan Smart and Green Campus. (Hms/Fisip)