UIN Walisongo Online, Semarang – Rabu (12/4/2023) keluarga besar UIN Walisongo Semarang menggelar peringatan Nuzulul Qur’an 1444 H. Kegiatan ini menghadirkan penceramah muda milenial Gus Hayid, atau KH Muhammad Nur Hayid.
Bertempat di ruang teater Gedung KH Saleh Darat, Gus Hayid memberikan beberapa refleksi yang masih menjadi PR bersama umat muslim, khususnya sivitas UIN Walisongo.
Gus Hayid menerangkan bahwa dari pengalamannya berkunjung ke beberapa negara di dunia, ada beberapa role model yang bisa dikembangkan di Indonesia. Salah satu yang paling mendasar adalah, orang Israel yang notabene adalah non-muslim memiliki satu pusat kajian Al-Qur’an. Lembaga ini khusus mempelajari isi Al-Qur’an.
Mereka meyakini bahwa Al-Qur’an adalah pembawa kabar masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini mengisyaratkan bahwa apapun yang akan terjadi di masa depan sudah terangkum rapi di dalam Al-Qur’an. Salah satu buktinya adalah teknologi-teknologi mutakhir saat ini, seperti 4G, 5G, gadget, hingga AI.
“Sebagai seorang muslim, kita kalah. Di negara luar sana bahkan di negara Israel punya lembaga kajian Al-Qur’an. Kita seharusnya yang punya itu dan harus lebih mendalam.” Ungkap Gus Hayid.
Lebih lanjut, Gus Hayid menarik satu kesimpulan dari para mahasiswa, dosen, dan alumni prodi IAT dan tafsir hadits harusnya mampu mengkaji lebih delam soal hal ini. Bila perlu ciptakan satu model tafsir karya UIN Walisongo.
Sebelumnya, Dr Abdul Kholiq, Wakil Rektor 2 UIN Walisongo menyampaikan dengan Al-Qur’an, semoga hajat besar UIN Walisongo yaitu pendirian Fakultas Kedokteran akan segera terealisasi.