Tepat di hari Rabu (6/4) kemarin,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, peringati hari jadinya ke-41. Dalam
rangka mensyukuri atas lahirnya IAIN Walisongo di tanah air ini dan tetap eksis
dalam mengemban tugas negara dan amanat masyarakat yang sangat mulia di sektor pendidikan,
IAN Walisongo akan senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan
kwalitas agar dapat memenuhi keinginan masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan
dalam bentuk upaya yang serius untuk meningkatkan eksistennya dari Institut
menjadi Universitas yang ditargetkan tahun depan sudah klar. Hal ini sangat
layak mengingat jumlah mahasiswa yang sudah mencapai lebih dari 8.600 dan infra
struktur yang lebih dari memadahi serta persyaratan lainnya sudah terpenuhi.
Langkah pengembangan ini, akan
tambah semakin mulus karena tahun di 2012 nanti IAIN Walisongo akan mendapatkan
bantuan dari IDB sebesar 35 juta USD.
“Tahun 2012 nanti, IAIN Walisongo akan
mendapatkan bantuan dari IDB sebesar 35.000.000 USD, yang akan digunakan untuk pengembangan
IAIN di berbagai sektor, termasuk perluasan lokasi kampus dan peningkatan
kwalitasâ€. Jelas Pgs Rektor, Prof. Dr Muhibbin, M.Ag.
Menyinggung mengenai
dikhawatirkannya konversi ke UIN akan mengarah kepada skulerisme, beliau menegaskan
bahwa perubahan itu justru akan lebih memperkaya hasanah keislaman.
“Konversi ke UIN tidak akan membawa
IAIN menjadi skuler yang selama ini dikhawatirkan†tegas Guru Besar Ilmu Hadits
tersebut saat memberikan sambutan pada acara Tahtim al-Qur’an dalam rangka HUT
ke-41 IAIN Walisongo (6/4) yang diselenggarakan di Aula I kampus I, yang
diikuti oleh Keluarga besar IAIN Walisongo, diantaranya para penghafal Al-Qur’an,
para sesepuh dan para pendiri, termasuk Drs H. Darodji, M.Si, yang sekarang
menjabat Ketua MUI Jawa Tengah.
Lebih jauh beliau juga menegaskan
bahwa pada dasarnya ilmu itu tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu
umum, karena semua ilmu itu dari Allah SWT. Disamping itu IAIN Walisongo juga mempunyai
banyak penghafal Al-Qur’an, dan ini adalah salah satu buktinya, disamping saat
ini, IAIN suadah memiliki Ma’had yang santrinya tidak kurang dari 320 dengan
pengelolaan professional dan terpadu, dengan mendatangkan pengasuh Doktor alumni
Mesir.
Inovasi dan kemajuan IAIN
Walisongo tampaknya semakin jelas, belum lama ini Fakultas Syari’ah prodi Falak
mendapatkan penghargaan dari Muri atas prakarsanya membuat rubu’ terbesar di
dunia, yang sekaligus menginspirasikan untuk didirikannya planetarium pada
tahun 2012 yang terletak di kampus III, Ngaliyan yang diperkirakan akan selesai
pada tahun 2015. Hal ini disamping untuk mendukung program prodi Astronomi yang
dalam waktu dekat ini akan dibuka, juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
umum.