IAIN Gagas Pendirian Pusat kajian Budaya Islam di Demak

Demak – IAIN Walisongo sebagai Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri di Jawa Tengah diminta andil mengelola aset-aset budaya
peninggalan para Walisongo serta melestarikannya yang meliputi sejarah dan
cagar budaya.

Menurut
Drs Hamdani, ketua Perhimpunan Pemangku Makam
Auliya (PPMA) se-Jawa,
IAIN
Waliosngo dianggap tepat untuk diajak kerjasama dengan pertimbangan berbagai
aspek.

“IAIN
Walisongo sangat tepat untuk diajak kerjasama dan diminta andil dalam mengelola
serta melestarikan aset-aset peninggalan para wali, khususnya walisongo, karena
menggunakan nama kumpulan para wali” cetus Hamdani sambil kelakar saat
memberikan sambutan dalam acara penandatanganan MoU antara
Perhimpunan Pemangku Makam
Auliya (PPMA) se-Jawa dengan IAIN Walisongo, Selasa (3/9) bertempat di Pendopo
Kabupaten Demak.

Rencananya
antara PPMA dan IAIN Walisongo akan menggali sejarah para walisongo dan
menulisnya dalam buku berdasarkan sumber yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan, karena saat ini banyak buku-buku sejarah walisongo yang
telah beredar di kalangan masyarakat dianggap masih simpang siur dan
membingungkan, karena keterbatasan sumber data.

Disamping
itu, nantinya juga akan dilakukan penegelolaan dengan baik terhadap cagar
budaya peninggalan walisongo yang banyak tercecer dan belum terawat dengan baik.

Bupati
Demak, Dakhirin yang juga sekretaris PPMA, sangat mendukung program tersebut.
Menurutnya penandatanganan MoU dilakukan di Demak sangat tepat, karena meneruskan
tradisi para walisongo yang sering menggunakan Demak sebagai tempat untuk
bermusyawarah.

Dia
menambahkan bahwa saat ini Pemkab. Demak masih memiliki beberapa lahan yang
dapat dijadikan sebagai sekretariat PPMA se-Jawa, dan sudah dikomunikasikan
dengan Pemda, sehingga tinggal menindaklanjutinya, sedangkan terkait dengan
biaya pembangunan, PPMA siap untuk mendanainya.

Sementara
Rektor IAIN Walisongo Semarang, Prof Muhibbin mengharapkan nantinya di Demak
jangan hanya mendirikan kantor sekretariat PPMA saja, tetapi juga mendirikan pusat
kajian Budaya, yang akan dijadikan tempat untuk menghimpun seluruh data dan
dokumen sejarah, baik tulisan, manufaktur, maupun benda-benda peninggalan para
wali. Sehingga akan memudahkan masyarakat dan para peneliti untuk mendapatkan
akses dalam menkaji sejarah para walisongo.

Leave a Reply