ICRE 2024: Franz Wijsen Tekankan Ajaran Agama Harus Jadi Landasan Pelestarian Lingkungan

UIN Walisongo Online, Semarang – Prof. Dr. Franz Wijsen, dosen Radboud University, Belanda, menjadi pembicara dalam Plenary Session acara International Conference on Religion and Environment (ICRE) 2024 yang di selenggarakan UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ini berlangsung di Hotel MG Setos, Semarang, pada tanggal 11—12 Desember 2024.

Melalui pemaparannya, Franz menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

“Pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita perlu bersama-sama mencari solusi dan bergerak sebagai satu kesatuan,” ujar Franz.

Franz juga memaparkan beberapa data terkait perkembangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 1,5%, pertumbuhan urbanisasi sebesar 4,1%, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 61% setiap tahunnya. Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menurun dari 17,4% pada tahun 2003 menjadi 19,43%. Data ini diambil data statistik pada 2 oktober 2024. Hal ini juga menimbulkan sejumlah tantangan lingkungan.

Menurut Franz, tantangan lingkungan di Indonesia meliputi pencemaran air, tanah, dan udara. Salah satu contohnya adalah Sungai Citarum, yang tercatat sebagai salah satu dari tiga sungai dengan tingkat pencemaran tertinggi di dunia pada 2024.

“Pencemaran air di Indonesia, seperti yang terjadi di Sungai Citarum, menunjukkan urgensi untuk segera bertindak,” tambahnya.

Selain itu, polusi udara juga menjadi perhatian utama. Franz menjelaskan bahwa sekitar 70% sampah plastik di Indonesia dibakar, menghasilkan gas beracun yang berkontribusi pada perubahan iklim. Dengan kondisi ini, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua di dunia.

Dalam penutupannya, Franz mengingatkan pentingnya peran agama dalam menjaga lingkungan. Ia menyoroti bahwa ajaran agama menekankan pentingnya pelestarian lingkungan, semoga semakin banyak umat mengamalkan hal tersebut.

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan, dengan mengedepankan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan agama.

Leave a Reply