[:id]
UIN Walisongo Online: Semarang – Sebanyak 1.661 calon wisudawan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang diwisuda secara daring pada Kamis (6/8/2020). Berbeda dengan perguruan tinggi lain, UIN Walisongo memilih menggunakan teknologi Face Tracking dalam mewisuda para mahasiswanya.
Wakil Rektor I Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag menjelaskan, teknologi face tracking dipilih karena sesuai dengan karakter wisuda yang ada di UIN Walisongo. Mahasiswa tetap diwisuda oleh para Dekan atau pimpinan kampus seperti wisuda konvensional pada umumnya.
Para wisudawan dapat mengikuti kegiatan wisuda secara konvensional tapi dikemas dengan sentuhan modern. Wajah tiap wisudawan dengan pakaian lengkap dengan toga dan selempang hadir dalam prosesi. Dengan sentuhan teknologi, Dekan juga memindahkan tali toga dari tiap mahasiswa yang dinyatakan lulus.
“Wisuda virtual ini bagian dari penerapan transformasi digital di UIN Walisongo yang sudah ada sebelumnya. Adanya pandemi, transformasi digital digunakan lebih cepat,” kata Mukhsin, Rabu (5/8/2020).
Proses wisuda diikuti oleh 1.661 wisudawan. Mereka terdiri dari 8 orang Doktor (S.3), 51 orang Magister (S.2), 1.533 orang Sarjana (S.1) dan 69 orang Ahli Madia (D.3). Secara keseluhan, sejak UIN Walisongo berdiri, total telah melahirkan sebanyak 40.915 sarjana.
Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag menjelaskan, wisuda daring terpaksa dilakukan karena situasi pandemi yang belum berakhir. Kendati demikian, pihaknya menginginkan agar mahasiswa tetap diwisuda, namun dengan tetap mempertahankan prosesi secara konvensional.
Wisuda, sambung Rektor, merupakan hak mahasiswa yang dinyatakan lulus. Oleh karena itu, pihak kampus melaksanakan kewajiban tanpa menggugurkan hak-hak mahasiswa.
“Kami berfikir memberikan suprise yang tebraik bagi mahasiswa, terutama hak-haknya yang tidak tersampaikan saat pandemi seperti ini. Kami menghadirkan wisuda secara daring tapi dengan ekspresi atau merasakan seperti wisuda sungguhan,” ucap rektor.
Guru besar ilmu tafsir memastikan, meski digelar secara daring tidak mengurangi bobot wisuda. Bahkan, kata dia, pelaksanaan secara daring pada praktiknya lebih berat dibanding wisuda konvensional.
“Dalam pelaksanaan ini, kami menggunakan model 8 orang mahasiswa asli, mereka wajah asli, tapi untuk mahasiswa yang lain discan wajah mereka,” tambahnya.
Setelah pelaksanaan wisuda, para wisudawan juga akan mendaptkan kartu pintar (smart card) yang dipindai melalui QR Qode. Smart card berisi data-data penting wisudawan seperti Ijazah, Surat Keterangan Pendamping Ijazah, CV, layanan perpustakaan hingga carir center. Smart Card, juga berfungsi sebagai kartu alumni.
“Lewat kartu ini, mereka dapat memanfaatkan salah satu tools untuk mendapat informasi pekerjaan, serta mengetahui kabar terkini UIN Walisongo selepas menjadi alumni,” tambahnya.
Pada momentum wisuda kali ini, wisudawan terbaik program S1 diraih Muhammad Akmal Habib dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan Indeks Prestasi (IP) 3,97. Kemudian program D3 diraih Isna Zulfia Sari dengan IP: 3,90; Program S2 diraih Alfan Maghfuri dengan IP 3,83 dan program S3 dirah Ema Hidayanti dengan IP 3,89. (*)[:]