[:id]Semarang, 13-16 Desember 2018 kemarin sejumlah mahasiswa Beasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Islam Negeri Walisongo melakukan study visit ke Malaysia dan Singapura. Kunjungan akademik tersebut dilaksanakan di sejumlah kampus terkemuka di Malaysia dan Singapura. Diantaranya Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), IIUM (International Islamic University of Malaysia) dan National University of Singapore (NUS).
Study visit ke luar negeri ini adalah kali pertamanya yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang. Melalui 17 mahasiswa pascasarjana beasiswa guru madrasah dan calon pengawas di lingkungan Kementrian Agama ini diharapkan mampu menjadi suntikan bagi mahasiswa lainnya untuk mengeksplor dirinya untuk mengetahui atmosfer pendidikan di Negara tetangga. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan pola pendidikan, khususnya manajemen pendidikan di masing-masing instansi tempat mereka mengajar.
Study visit itu dilatar belakangi oleh rekomendasi dari ketua Prodi S2 MPI, Dr. Muslih, agar mahasiswanya membuka diri terhadap pendidikan yang ada di negara tetangga. “Walaupun program KKL ini tidak wajib, tapi saya ingin mengajak mahasiswa untuk open minded, khususnya dalam kultur dan pendidikan di luar negeri”, terangnya.
Kunjungan awal kami adalah University Sains Islam Malaysia (USIM). USIM memiliki banyak khasanah keilmuan. Iqra’ yang menjadi spirit dalam mengintegrasilan dalil aqli dan naqli menjadi pembelajaran kami. Melalui timbalan dekan/wakil dekan Fakultas Pengajian dan Pusat Bahasa beserta stafnya kami saling bertukar pikiran tentang pengembangan pendidikan.
Dalam sambutannya Dekan FITK UIN Walisongo, Dr. Raharjo berharap ada kerjasama lanjutan setelah pertemuan ini. Kerjasama itu dapat berupa student exchange, lecturer exchange maupun collaborative research. “USIM adalah kampus yang inspiring bagi kami, maka kami ingin menjalin kerjasama yang berlanjut setelah ini”, ucap beliau. Haparan tersebut disambut baik oleh Dr. Zulkifli selaku Timbalan Dekan Fakultas pengajian dan pusat bahasa, “fakultas kita punya tujuan yang sama untuk mengembangkan pendidikan, maka setelah ini kami akan adakan Memorandum of Agreement (MoA) sebagai bentuk kesepakan kita bersama”, balas beliau.
Diskusi hangat mengalir selama kurang lebih 3 jam, mahasiswa dan dosen saling bertukar pikiran dan pendapat. Dr. Noor Sa’adah timbalan dekan dalam bidang inovasi pendidikan Fakultas Pengajian dan pusat bahasa memaparkan tentang USIM secara umum dan metode pembelajaran yang digunakan. “Dalam pembelajaran, kami selalu support mahasiswa untuk terus berinovasi” terangnya. Moh Yusuf perwakilan dari mahasiswa MPI UIN Walisongo mengikuti dengan pertanyaan lebih lanjut tentang salah satu metode yang digunakan. E-Learning menjadi salah satu metode unggulan yang digunakan di USIM. Perkuliahan tidak selalu dilakukan dengan bertatap muka secara langsung. IPrasmo merupakan salah satu contohnya. Record, Upload and Assessment adalah langkah yang digunakan. Dengan pembekalan tutorial secara online juga sebelumnya, terang Dr. Saadah.
Tempat selanjutnya yang kita kunjungi adalah International Islamic University of Malaysia (IIUM). Tak kalah menarik juga, kampus internasional ini juga mengajari banyak hal khususnya dalam hal culture of education. Sangat terasa atmosfer keilmuan di kampus tersebut, fasilitas perpustakaan luas berlantai 5 adalah salah satu penunjangnya.
Disana, kami dipertemukan dengan mahasiswa Indonesia. Ratusan mahasiswa Indonesia belajar di kampus tersebut. Iqbal salah satu mahasiswa Indonesia disana menuturkan bahwa dengan mereka belajar di sana bisa mengambil banyak hal yang nantinya dapat diaplikasikan di tanah air.
Tak hanya di Malaysia, kemajuan pendidikan di Singapura juga menjadi daya tarik kami untuk mengunjungi salah satu universitas terkemuka. National University of Singapore (NUS), salah satu kampus terbesar dari 5 kampus yang ada di Singapura menjadi tujuan kami. Kampus tersebut terlihat sangat maju dengan sarana dan prasarananya yang sangat lengkap. Keadaan yang nyaman untuk pembelajaran kami temukan di sana, atmosfer kampus international terlihat jelas di kampus yang terletak di pusat kota Singapore tersebut. Pemanfaatan sarana umum digunakan secara maksimal di sana.
Ketiga universitas yang kami kunjungi (USIM, IIUM, NUS) menorehkan banyak pengalaman dan pelajaran yang tak akan terlupakan. Tekad kami 17 Mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia semakin kuat untuk terus mengembangkan pendidikan di Negeri Indonesia tercinta. Mulai dari manajemen pendidikannya, kultur pendidikan hingga media dan metode pembelajaran akan kami aplikasikan di masing-masing instansi tempat kami bekerja.
Selain pendidikan, budaya kedua Negara tersebut yang menitik beratkan kedisiplinan, tanggung jawab dan kemajuan negaranya juga menjadi bekal kami untuk bercerita pada anak didik kami dan mendorongnya untuk dapat mencontoh hal baik tersebut yang tentunya tidak berseberangan dengan khazanah keramahan bangsa Indonesia. (Septianti/ Mahasiswa Pascasarjana Beasiswa MPI UIN Walisongo Semarang).[:]