BAI UIN Walisongo Bagikan 900 Bungkus Daging Kurban

[:en]

Semarang – Islamic Practice Division (BAI) State Islamic University (UIN) Walisongo distributed 900 bags of sacrificial animal meat to the poor faqir community around the campus of Ngaliyan and Tugu districts and boarding school around the campus.

Head of Islamic Practice Division (BAI), KH. Ahmad Soleh, MAg said that the amount of meat came from four cows and five goats. The handover of the sacrificial animal was done by UIN Walisongo Rector Prof. Dr. H Muhibbin MAg to the head of BAI UIN Walisongo Ahmad Soleh accompanied by the Vice-Rector and Head of Bureau on Monday (4/9) in the hall of campus 1

Soleh hoped that the sacrificial animal could be utilized by the receiving people. UIN Walisongo slaughtered on Monday because the campus still has a holiday during Eidul Adha and leave together. “I leave it to be given to the rightful,” he said.

Cutting this sacrificial animal, the result can be beneficial to society. He also congratulated the Eidul Adha holiday to the people of Indonesia.

“First, alhamdulillah yes we are still reunited on this Eidul Adha. Of course, I congratulate Eidul Adha Muslims and to us all. We apologize and unseen, “he said.

Rector UIN Walisongo said that the meaning of sacrifice, according to him, is not merely worship, but also as a form of concern to others.

“It is hoped that this sacrificial meat will benefit others, especially those who really need it,” he added.
“I think the sub-heads to the Rector should sacrifice in UIN Walisongo, or if not every year they occasionally qurban here. This is a test of sincerity for Muslims.

We sacrifice to imitate the story of the prophet Ibrahim who received revelation from God to slaughter his son, so because of the power of faith of Prophet Ibrahim, Allah SWT replaces his son with a goat.

The sacrificial person will multiply the reward. If we always think ‘eman-eman’ then we will feel the same feeling.

The person who feels enough is a true rich man. Substantially rich people are not people with a lot of money.

[:id]

Semarang – Badan Amalan Islam (BAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo membagikan 900 kantong daging hewan kurban kepada faqir miskin masyarakat sekitar kampus yaitu kecamatan Ngaliyan dan Tugu serta pondok pesantren di sekitar kampus.

Kepala Badan Amalan Islam (BAI) KH Ahmad Soleh MAg mengatakan bahwa jumlah daging itu berasal dari 4 sapi dan lima kambing. Serah terima hewan kurban dilakukan Rektor UIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MAg kepada kepala BAI UIN Walisongo Ahmad Soleh didampingi para Wakil Rektor dan para Kepala Biro pada Senin, (4/9) di aula kampus 1.

Soleh  berharap agar hewan kurbannya bisa dimanfaatkan warga yang menerima. UIN Walisongo menyembelih pada hari Senin karena saat hari raya idul adha, kampus masih libur dan cuti bersama. “Saya serahkan agar diberikan kepada yang berhak,” katanya.

Pemotongan hewan kurban ini, hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga mengucapkan selamat hari raya Idul Adha kepada rakyat Indonesia.

“Pertama, alhamdulillah ya kita masih dipertemukan di hari Idul Adha ini. Tentunya saya mengucapkan selamat Idul Adha umat muslim dan kepada kita semua. Mohon maaf lahir dan batin,” katanya.

Rektor UIN Walisongo menyampaikan bahwa makna berkurban, menurutnya, bukan sekadar beribadah, tapi juga sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.

“Diharapkan daging kurban ini akan memberikan manfaat kepada sesama, khususnya pada mereka yang sangat memerlukan,” imbuhnya.

Saya berfikir para Kasubag hingga rektor sebaiknya berkurban di UIN Walisongo, atau kalo tidak tiap tahun sesekali mereka qurban di sini. Hal ini merupakan ujian ketulusan bagi umat muslim.

Kita berkurban karena meneladani kisah nabi Ibrahim yang mendapat wahyu dari Allah untuk menyembelih putranya, sehingga karena kekuatan keimanan Nabi Ibrohim, Allah SWT mengganti putranya dengan kambing.

Orang yang suka berkurban akan dilipatgandakan pahalanya. Kalo kita berfikir rasa eman-eman, maka ya selanjutnya akan eman-emanterus.

Orang yang merasa cukup itu adalah orang kaya yang sejati. Secara subtansi orang kaya bukan orang yang banyak uangnya.

[:]

Leave a Reply