[:id]UIN Walisongo Online, Semarang – Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan seminar Internasional online pada Rabu, (05/08/2020).
Acara yang bertema Revitalitation of Social Welfare in New Normal Through Islamic Counseling menghadirkan pemateri yang kompeten yakni Dr. H Aep Kusnawan, M.Ag (Ketua Umum Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam (PABKI)), Dr. Ali Murtadho, M.Pd (PD ABKIN Jateng, UIN Walisongo Semarang), Tufel Najib Musyadad, S.Ag., MA., M.SW (Charles Darwin University, Australia), dan Koree Jarong, M.SI (Thama Vitaya Mulniti Yala, Thailand).
Acara yang diikuti oleh 350 pendaftar ini berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Peserta terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat, mulai dari peneliti, dosen, mahasiswa, hingga pegiat dan pengamat ilmu bimbingan dan konseling Islam se-Indonesia.
Dekan FDK Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag yang didaulat membuka seminar menyatakan dalam sambutannya bahwa kajian secara komprehensif tentang konsep kesejehteraan sosial sangat penting. “Kesejahteraan sosial itu bukan semata-mata aspek lahiriyah saja, namun juga menyangkut aspek batiniyah”, Ungkapnya. Beliau juga berharap diskusi dalam seminar ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat.
Hal senada disampaikan Dr. H Aep Kusnawan, M.Ag yang memperkenalkan konseling sosial model silaturrahmi. Dalam menghadapi era new normal, masyarakat perlu menjalin hubungan sosial dengan menerapkan sikap saling mengerti (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menyayangi (tarahum), Saling menolong (ta’awun), dan saling sepenanggungan (takaful).
Selain membangun hubungan antar sesama manusia, Kesulitan hidup di era new normal juga dapat diatasi dengan menjalin hubungan dekat kepada sesuatu yang transenden. Bagi masyarakat timur, agama dimaknai sebagai natural healing system. “Berbagai penelitian terbaru menunjukkan a sense of connection terhadap sesuatu yang Maha Besar dan transenden sangat bersifat terapeutik”, papar Dr Ali Murtadho, M.Pd.
Lebih lanjut, Koree Jarong, M.SI juga menggarisbawahi bahwa pendekatan spiritual dalam menghadapi covid 19 sangatlah penting. Manusia telah diberi bekal oleh Allah SWT berupa fitrah. Potensi suci tersebut harus senantiasa diasah dan dikembangkan. Segala masalah kehidupan manusia dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan titipan tuhan tersebut dalam bentuk pemahaman, keyakinan, dan praktek-praktek ritual keagamaan yang baik.
Di sisi lain, Tufel Najib Musyadad, S.Ag., MA., M.SW menekankan bahwa dalam menghadapi situasi paska pandemi, masyarakat perlu melakukan aksi bersama (collaborative action). “Mulailah perubahan dari diri sendiri, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah komunitas”, Jelasnya. Sinergi antara peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan organisasi sosial masyarakat juga penting dalam membangun kesejahteraan sosial.[:]