[:id]UIN Walisongo Online; Demak – Salah satu dampak abrasi di Jawa Tengah terjadi di Desa Bedono Sayung Demak. Peta abrasi menunjukkan sekitar 5 KM daratan Bedono telah rusak menjadi perairan di bibir laut. Untuk mencegah abrasi, erosi dan intrusi puluhan mahasiswa KKN UIN Walisongo menanam 2020 pohon mangrove, Minggu (9/2/2020)di Sungai Pandansari Bedono Demak.
“Sungai Pandansari sangat berdekatan dengan laut, jadi perlu dijaga bersama agar tidak terdampak abrasi” tegas Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo, M Rikza Chamami. Dengan menanam mangrove ini, lanjutnya, mahasiswa ikut menjaga kelestarian alam di wilayah pesisir. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Pemdes Bedono dan Komunikasi Lindungi Hutan Demak.
“Usaha menjadikan mangrove sebagai tanaman di wilayah pesisir ini juga bermanfaat bagi penyaring alami sekaligus menciptakan tempat hidup satwa” lanjut dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini. Termasuk jika pohon mangrove ini berhasil tumbuh besar semacam hutan, akan ada harapan baru ke depan bisa jadi langkah pembentukan daratan atau pulau.
Usaha untuk menjadikan kegiatan sosial penanam mangrove ini juga menjadi ibadah bagi mahasiswa KKN. “Kita niati menanam mangrove ini sebagai ibadah oksigen dan pelestarian lingkungan” tegas Dosen Pembimbing Lapangan KKN, Saifuddin. Jika mangrove ini tumbuh dengan baik, imbuhnya, maka akan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi masyarakat.
Sebagai kampus yang mengusung visi peradaban dan kemanusiaan, UIN Walisongo mempunyai tanggung jawab kuat dalam pelestarian lingkungan di wilayah pesisir. Komitmen itulah yang diwujudkan oleh mahasiswa KKN dalam mengabdi kepada masyarakat. “Kami akan selalu menjaga alam ini agar semakin lestari” tegas Yudha, Koordinator Posko 46 KKN UIN Walisongo. (TiM HUMAS)[:]