[:id]UIN Walisongo Online, Semarang – sebanyak 1.156 mahasiswa UIN Walisongo yang terbagi dalam 144 kelompok akan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN DR) selama 45 hari ke depan dimulai pada 6 Oktober 2020. Ini merupakan bagian dari kebijakan adaptif UIN Walisongo terhadap situasi pandemi Covid-19, jadi KKN tetap jalan dengan berbagai penyesuaian-penyesuaian terhadap kehidupan new normal, kegiatan-kegiatan mahasiswa KKN juga harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat tinggal mahasiswa dengan tetep mempertimbangkan protokol kesehatan, kata M. Rikza Chamami, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo. Senin, (09/2020),
Masing-masing kelompok mahasiswa akan didampingi oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) yang membantu dan mengarahkan program-program kegiatan mahasiswa di lokasi KKN. “Para dosen yang jadi DPL ini sudah kami lakukan workshop khusus bagaimana mendampingi mahasiswa KKN di tengah pandemi, sehingga semua akan terkawal dengan baik, tegasnya.
Pada saat kegiatan pembimbingan peserta KKN Kelompok 95 secara virtual, Senin (28/09/2020), Rikza juga mengungkapkan bahwa mahasiswa wajib memiliki program yang bersifat kelompok dan juga individual. Sementara Rusmadi, yang merupakan salah satu pendamping KKN mahasiswa mengatakan bahwa program-program KKN telah disusun oleh mahasiswa dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing. “Saya sangat senang dengan program-program yang telah dirancang oleh mahasiswa, baik program yang bersifat kolektif maupun program yang bersifat individual. Bahkan program moderasi beragama di tengah masyarakat juga menjadi program kolektif mahasiswa KKN. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa sangat peduli terhadap masalah-masalah yang muncul di tengah masyarakat, termasuk potensi munculnya intoleransi” kata Rusmadi yang juga anggota Rumah Moderasi Beragama UIN Walisongo.
Menurut Koordinator KKN Kelompok 95 di Kabupaten Kendal, Nurul Huda, menyatakan bahwa program moderasi beragama ini dimaksudkan untuk bersama-sama masyarakat mencegah perilaku-perilaku intoleran yang bisa saja muncul di tengah masyarakat. “Kita perlu bersama-sama masyarakat untuk mencegah intoleransi, apalagi intoleransi beragama, sehingga moderasi beragama penting kita lakukan dengan bekerjasama dengan masyarakat, dan juga stakeholder lain seperti penyuluh agama dan para takmir masjid. Kita melibatkan mereka karena merekalah yang setiap harinya melayani umat” jelasnya.
Milati Azka, salah satu mahasiswa peserta KKN mengatakan bahwa Program Moderasi Beragama ini merupakan salah satu dari program kelompok, ada beberapa program kelompok yang terkait dengan keikutsertaan dalam program pencegahan penyebaran Covid-19. “Bersama-sama dengan masyarakat kita akan membuat pelatihan pembuatan hand sanitizer secara mandiri bersama dengan ibu-ibu PKK di tingkat desa. “Kita akan bersama-sama membuat hand sanitizer yang mudah dan murah, sehingga mudah diaplikasikan oleh ibu-ibu di rumah, , sebisa mungkin bahan-bahan yang mudah didapat”, ungkapnya.[:]