[:id]
UIN Walisongo Online, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, S.H, M.IP, menyambangi kampus UIN Walisongo, Semarang, Selasa (19/5/2020). Kedatangan pria berambut putih itu dilakukan untuk memastikan civitas akademika UIN Walisongo, terutama mahasiswa asing dalam kondisi sehat dan aman.
Kedatangan gubernur secara langsung disambut Rektor Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag, para wakil rektor dan para pejabat teknis terkait. Sekitar 23 mahasiswa asing dari Somalia dan Thailand turut menyambut sang tamu yang dipusatkan di Auditorium Kampus I.
Kepada mahasiswa, Ganjar mengatakan, kedatangannya untuk memastikan mahasiswa UIN yang tidak mudik dalam kondisi sehat. Mereka yang tidak mudik telah membantu negara mengatasi persebaran covid 19.
Kepada mahasiswa, gubernur lalu memberi santunan agar bisa tetap bertahan hidup di tempat perantauan.
“Ini bagian dari membantu mahasiswa dari negara manapun agar dibantu dan ditolong. Mahasiswa asal Jateng di Sudan yang mengalami kesulitan, kita juga bantu, kirim uang kesana dan bisa kembali survive. Kondisi disini juga kurang lebih sama,” kata Ganjar.
“Saya titip agar belajar yang baik. Kalau kesulitan, nanti bicara sama rektor,” tandasnya.
Ia juga berpesan agar tetap menjaga silaturrahmi meski di tengah suasana pandemi. Ia juga minta agar semua berdoa agar pandemi segera berakhir.
Dalam kunjungan ini, Ganjar juga sempat berdialog dengan mahasiswa asing asal Somalia, Fatah. Ganjar bertanya tentang pengalaman hidup dan kegiatan belajar di Indonesia. Ia juga bertanya ingin menjadi WNI atau tidak.
Sebelum ke UIN Walisongo, gubernur juga menyambangi Pondok Pesantren Besongo di bawah asuhan rektor. Ganjar menyapa puluhan santri yang memutuskan tidak mudik. Santri yang rata-rata mahasiswa UIN Walisongo ini juga mendapat bantuan.
Di depan para santri, Ganjar berterima kasih karena para santri tidak mudik. Menurut dia, tidak mudik di tengah pandemi bagian dari bela negara. Ia memuji karena banyak warga yang ‘ngeyel’ ingin mudik.
“Kenapa mudik dilarang? Karena corona ini menakutkan. Penularannya tinggi. Barang yang dipegang banyak orang itulah potensi penularan yang paling cepat. Itu studi yg paling mutakhir saat ini,” tambahnya.
Rektor Imam Taufiq mengatakan, pada musim pandemi, santri Besongo diberi dua pilihan, untuk pulang kampung atau tidak. Jika memutuskan pulang, maka dilarang kembali sampai pandemi berakhir.
“Kalau sudah pulang tidak boleh balik lagi sampai situasi normal. Ada 25 santri yg masih di sini. Di Besongo ngaji pasanan dilakukan tiga kali dan disiarkan secara online juga, sehingga para santri yang berada di rumah bisa tetap mengikuti,” tandasnya.
Ikut hadir dalam kegiatan ini Ketua Baznas Jateng Dr. KH. Ahmad Daroji, M.Si,
Kepala Biro Kesra Prov Jateng Imam Maskur dan para pejabat terkait. Setelah dari UIN, gubernur meninjau santri di pondok pesantren Raudhatut Thalibin di Tugu, Semarang. (Tim Humas).[:]