[:id]Uin Walisongo Online, Semarang – Islam Indonesia adalah islam yang ramah dan santun. Di Indonesia, rasa kemanusiaan lebih tinggi dibanding konsep religiusitasnya. Keadaan ini berbeda jika dibanding dengan Negara-negara Timur Tengah di mana problem kemanusiaannya ‘bermasalah’.
Hal demikian disampaikan Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri, keturunan Nabi Muhammad SAW, saat ramah tamah di auditorium kampus 1 UIN Walisongo Semarang, Rabu (4/12/2019) malam.
“Kemanusiaan masyarakat Indonesia begitu tinggi, di atas religiusitas. Orang Indonesia saling menghormati. Ini berbeda dengan di Arab yang punya problem kemanusiaan. Melihat Islam Indonesia Ini seolah memperkuat pendapat saya,” katanya, di sela ramah tamah dan bedah buku bersama ratusan warga civitas akademika UIN Walisongo.
Menurut Habib Ali, kondisi Islam di Indonesia yang ramah tidak lepas dari peran Walisongo dalam penyebaran Islam. Sebelum masuk Islam, terjadi proses dialektika antara Walisongo dengan masyarakat. Akhirnya penyebaran Islam terjadi secara alamiah, tidak ada paksaan.
“(Itu terjadi) Karena Walisongo, orang yang hatinya bersambung pada Allah. Orang yang punya interaksi di bumi tidak akan berpisah ketika terhubungan dengan langit. Bersambung dengan Imam, yaitu nabi Muhammad SAW,” tambahnya.
Habib Ali mendoakan secara khusus mendoakan kampus UIN Walisongo agar bisa terus berkembang. Ia mengingatkan agar kampun ini terus ditumbuhkan rasa cinta, sopan santun dan kerendahan hati.
“Sekarang kampus ini sudah 50 tahun. Harus dibenarkan apa tujuan mencari ilmu dengan mencari ridha Allah, sebagai warisan nabi Muhammad, kalau sudah seperti itu amalkan ilmu yang Anda miliki,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UIN Walisongo Prof Imam Taufiq berterima kasih atas kehadiran Habib Ali dan rombongan ke kampus UIN Walisongo.
Dalam sambutannya, Imam mengatakan bahwa Walisongo atau Wali Sembilan sebagian adalah habaib yang selalu mengajarkan dakwah secara ramah, santun dan kasih sayang.
“Efeknya, dakwah berhasil mengislamkan Jawa. Walisongo mengajarkan cinta tanah air yang luar biasa,” ucapnya.
“Di kampus ini, kami coba mendesain kurikulum yang dapat mencontoh Walisongo, dakwah santun kasih sayang dan rahmah. Kami berharap atas kehadiran Habib Ali juga agar mendapat keberkahan,” pungkasnya. (*)[:]