[:id]
Semarang- Sudah menjadi rutinitas bagi Badan Amalan Islam (BAI) provinsi Jawa Tengah pada setiap datangnya bulan suci Ramadhan menyelenggarakan kegiatan shalat tarawih keliling (tarling) yang bertempat di beberapa instansi di Jawa tengah secara bergiliran. UIN Walisongo Semarang tadi malam mendapat giliran sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan tarling di tahun 1440 H kali ini, Kamis (9/5).
Pelaksanaan tarling putaran ke-4 ini dilaksanakan di gedung auditorium II kampus III, Jl. Prof Dr Hamka, Ngaliyan Semarang. Seperti biasanya, kegiatan tarling ini diikuti oleh jamaah yang berasal dari warga UIN Walisongo, pengurus dan anggota BAI Jateng serta warga setempat di sekitar Ngaliyan. Banyak juga jamaah yang berasal dari luar Ngaliyan, mereka ini biasanya ikut keliling dimanapun tarling BAI Jateng ini digelar, bahkan ada yang dari Kendal, Kudus dan lain sebagainya, jumlah seluruhnya sekitar 200 orang.
Walaupun pada pelaksanaan kegiatan Tarawih Keliling Badan Amalan Islam Provinsi Jawa Tengah ini diguyur hujan deras jamaah tetap hikmat melaksanakan ibadah.
“ Meskipun jamaah yang hadir tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, namun acara berlangsur lancar dan hikmat “. Ungkap Rektor UIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MAg
“ Saya atas nama pimpinan UIN Walisongo mengucapkan terimakasih atas kehadiran para jamaah. Di bulan puasa ini perlu adanya keistiqamahan dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan yang positif, kita semua hendaknya menjaga amalan-amalan yang baik di bulan ini seperti mendirikan shalat malam “ lanjut Prof Muhibbin
Sebelum tarawih dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan shalat Isya’ berjamaah, dan bertindak sebagai imam adalah KH Zaenuri Ahmad AH yang sekaligus menjadi imam shalat tarawih.
Seusai shalat tarawih, diadakan kultum atau ceramah yang disampaikan oleh Drs. KH Ahmad Hadlor Ihsan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah Mangkang Kulon Kota Semarang di hadapan jamaah, beliau menjelaskan bahwa ketika datang bulan suci Ramadhan sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW, maka pintu surga dibuka selebar-lebarnya, pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu, tetapi menurutnya banyak kaum muslimin yang tidak bisa memanfaatkannya dengan baik untuk menuju surga dengan cara beramal shaleh, tapi banyak yang berbuat munkar, beliau juga menyampaikan korelasi antara puasa dan kesabaran. “ Puasa itu separuh sabar. Sementara pahala sabar tidak bisa dihitung” ungkapnya
“karena itu kita diajari untuk hidup seimbang. antara kehidupan dunia dan akhirat. tapi tentu yang akherat harus lebih serius kenapa demikian karna Puasa juga selalu dikaitkan dengan takwa,” Tegas Kyai Hadlor.
“ bagaimanapun dunia adalah ladang akhirat. sebagaimana ladang maka kita harus memilih biji yang baik, menanam dengan baik dan merawat dengan baik. jika biji itu adalah ilmu maka kita harus menanam dan merawatnya dengan baik,” lanjutnya.
Disamping itu, Kyai Hadlor juga menjelaskan bahwa nafsu itu senantiasa mengajak pemiliknya alias manusia untuk tidak akan pernah merasa puas guna memperoleh apa yang diinginkan.
Hawa Nafsu tidak akan pernah terhenti pada terminal puas, bila nafsu dimatikan, maka akan kiamat, karena nafsu itu keinginan dan tidak semua keinginan itu jelek, seperti ketika orang dahaga, muncul nafsu minum, ketika orang lapar, muncul nafsu makan dan seterusnya. Demikian tergasnya.
Hadir dalam kegiatan Tarling BAI di UIN Walisongo Semarang adalah Dr KH Ahmad Darodji (sesepuh dan Ketua MUI Jawa Tengah), Para Wakil Rektor, Dekan, dosen, pegawai dan masyarakat sekitar.
[:]