KURIKULUM BERBASIS UNITY OF SCIENCES

[:id]

Salatiga- ISDB UIN Walisongo adakan kegiatan Workshop Kurikulum berbasis Unity of Sciences untuk prodi baru pada tanggal 19-21 di Hotel Laras Asri Salatiga. Kegiatan ini diikuti 50 orang peserta terdiri dari dekan dan wakil dekan serta dosen dan user. Adapun Prodi yang dilibatkan adalah Seni Arsitektur Islam, Teknologi Informasi, manajemen Haji dan Umroh dan Manajeman Akuntansi.

Ketua panitia Muhsin Jamil mengatakan “Bagi prodi baru harus ada pengembangan kurikulum, untuk kemudian diintegrasikan dengan KKMI dan standar nasional pendidikan serta  integrasi kekhasan lokal.” Kegiatan tersebut  menghadirkan  para ahli sesuai bidang prodi baru dengan tujuan dapat diintegrasikan  dengan unity of siciences. Selain itu juga dihadiri para calon pengguna dan pakar yang telah berpraktek.

Materi yang disampaikan terdiri dari pembahasan tentang kebijakan, kurikulum berbasis UOS, manajemen kurikulum dari para pakar.  Setelah pemberian materi selanjutnya diteruskan dengan diskusi setiap prodi.

Acara di buka oleh Prof. Dr. Muhibbin M.Ag selaku rektor UIN Walisongo . Dalam sambutannya menyatakan bahwa UIN Walisongo lebih baik dari PTKIN lain sehingga perlu disukuri. “Kita harus bersyukur, setelah saya bertanya ke berbagai PTKIN terkait penyesuaian kurikulum dan KKMI, yang sudah melaksanakan baru kita dengan seluruh program studi.” Ungkapnya.

Setelah kegiatan ini peserta diharapkan sudah menguasasi tentang materi kurikulum, selanjutnya  disesuaikan dengan visi dan misi. “Kita sudah nyelengi dimana yang lain belum punya. Tentu kita punya kekurangan juga. Untuk sementara rengking berdasarkan rekomendasi, didalamnya ada publikasi dan indicator lainnya, kita ada di peringkat 5 dari seluruh UIN, termasuk akreditas. Yang pertama adalah Jakarta, Jogja, Malang, Surabaya dan Semarang. Perlu kita sukuri tapi kita tidak perlu puas.” Tuturnya.

Kurikulum yang dibahas harus disesuikan denan aturan baru yang berlaku di perguruan tinggi. Menurut Muhibbin, ada yang belum dilakukan, yaitu surat penyerta ijazah. “Berkali-kali kita mengalami kendala yang tidak ringan. Tahun ini kita harus sudah melaksanakan hal tersebut. karena alumni kita akan mengalami kendala. Dengan surap pengantar tersebut seorang user akan bisa melihat alumni mempunyai komptensi sesuai kebutuhan. Pada saat wawancara, akan dilakukan tes sesuai dengan kapasitas mereka. Kita masih prihatin karena belum sempat di realisasikan.” ungkapnya

[:]

Leave a Reply