[:id]
UIN Walisongo Online, Semarang – Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) agar para tenaga pengajar di fakultas tersebut bisa profesional. Pelatihan secara khusus melibatkan trainer dari Pusat Layanan Bahasa dan Pelatihan Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pelatihan Pekerti digelar di Hotel New Puri Garden, mulai Senin (10/2/2020) sampai Rabu (12/2/2020) mendatang.
Dekan FSH Dr. M. Arja Imroni, M.Ag mengatakan, para calon dosen dan dosen muda di lingkungan FSH akan dilatih khusus agar profesional dalam melakukan pengajaran di kelas. Para cados dan dosen muda akan dilatih cara mengajar yang lebih baik oleh para ahlinya.
Pelatihan Pekerti, sambung dekan, merupakan pelatihan penting karena akan meningkatkan mutu para dosen, sehingga akan menaikkan proses akademik di kampus. Selian itu, para cados diharapkan mampu menyiapkan materi dengan baik, serta dapat memberikan transfer pengetahuan kepada para mahasiswanya.
“Mau materinya bagus, metode pengajarannya bagus, kalau dosennya gak mutu itu _la yamutu wala yahya_ . Jadi sia-sia semuanya.
Kami yakin para cados yang lulus melalui seleksi melalui kualitas, tapi untuk persoalan yang berkaitan metodologi mengajar yang baik, menyampaikan materi yang baik, menjadi instruktur di kelas perlu dipelajari ilmunya dari temen di Unnes,” pesan dekan, dalam pembukaan.
Ada 34 peserta yang mengikuti pelatihan Pekerti. Setelah lulus dari pelatihan, diharapkan para peserta dapat mahir dalam proses pengajaran, serta tidak grogi ketika menyampaikan materi di kelas.
“Kadang ada orangnya pinter tapi di kelas grogi, jadi malah ndak bisa apa-apa. Semoga mendapat materi yang bermafaat dalam pelatihan ini,” tambahnya.
Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag ikut hadir dalam pembukaan. Menurut guru besar ilmu tafsir ini, kegiatan peningkatan kualitas dosen penting karena bagian dari tanggungjawab pengembangan UIN secara kelembagaan.
“Tantangan dosen itu kompleks, pelatihan ini salah satunya agar tidak tertinggal akselerasi perkembangan zaman. Dosen jangan kalah dibanding mahasiswa,” pesannya.
Sementara itu, Kepala LPPP Unnes Ikhwan Rosyidi, MA mengatakan pihak Unnes digaet untuk memberikan training soal Pekerti. Dalam pelatihan itu, akan juga diberikan materi branded learning, ada metode pembelajaran inovatif dan pembelajaran media. Untuk menjadi pengajar terampil ada dua langkah, pertama Pekerti untuk dosen muda dan AA untuk setelahnya.
“Kami mohon agar bisa stay. Karena Pekerti ini sama seperti SIM-nya mengajar,” tambahnya. (TIM HUMAS)[:]