[:id]UIN Walisongo Online; Semarang- Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena itu, seseorang yang mencari ilmu harus memiliki bekal-bekal yang cukup, sehingga bisa sesuai dengan harapan yang diinginkan. Secara umumnya, yang dijadikan sebagai modal pertama yang harus dimiliki oleh pencari ilmu adalah memiliki niat yang sungguh-sungguh.
Selain niat yang sungguh-sungguh, dalam kitab ta’lim al-Muta’alim karya imam Burhanuddin al-Islam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang yang mencari ilmu harus memiliki enam hal sebagai modal. Diantaranya adalah kecerdasan, kemauan, kesabaran, biaya yang cukup, bimbingan dari seorang guru, dan memerlukan waktu yang lumayan lama.
Salah satu penunjang untuk kelancaran dalam pembelajaran adalah keinginan atau minat belajar yang harus dimiliki oleh para pelajar. Tanpa adanya minat belajar, maka ia tidak dapat menguasai pelajaran yang diajarkan oleh guru saat di sekolah. Karena semua itu akan berpengaruh signifikan terhadap pencapaian hasil belajar. jika seorang anak memiliki minat belajar yang tinggi, maka akan membantu untuk menunjang proses pembelajaran yang semakin membaik, begitu pula sebaliknya.
Pada zaman sekarang, semakin banyak anak yang suka mengikuti progam bimbingan belajar (bimbel). Oleh karena itu, mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler ke-73 yang berada di Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mengadakan rutinan yang berupa kegiatan bimbel.
Kegiatan bimbel ini merupakan salah satu progam kerja pendukung dari devisi pendidikan mahasiswa KKN yang ada di Desa Lopait. Kegiatan ini dimulai mulai tanggal 8 Oktober sampai 21 November 2019. Selama KKN berlangsung, mahasiswa mengadakan bimbel untuk anak-anak kecil berbagai tingkat. Mulai dari anak yang masih duduk di pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyyah (MI), sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bimbingan belajar diadakan setiap malam, kurang lebih sekitar satu jam, yang dimulai pada pukul 18.10.
Acara ini disambut baik oleh warga sekitar. Bisa dilihat dari jumlah anak yang mengikuti bimbel di posko. Semakin hari, jumlahnya semakin bertambah. Kegiatan bimbel ini sangat membantu anak-anak untuk memahami pembelajaran di sekolah. Paling tidak, mahasiswa KKN bisa membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh para guru saat ada di sekolah.
Walaupun dalam bimbel ini disesuaikan dengan keinginan dan permintaan anak, namun dalam pembelajaran akan diusahakan seoptimal mungkin. Kebanyakan dari anak-anak yang datang ke posko, mengaku agak kesusahan dalam memahami sebagian pelajaran. Dari sinilah, yang membedakan tempat sekolah dengan bimbel yang diadakan oleh mahasiswa KKN, yaitu pembelajaran yang santai, intensif, dan lebih interaktif. Oleh karena itu, anak-anak bisa terbantu untuk menghadapi kesusahan dalam pembelajaran.
Bimbel yang diadakan bukan hanya pendidikan yang bersifat pengetahuan formal saja. Akan tetapi, anak-anak juga di ajari pengetahuan yang nonformal. Pengetahuan formal yang dimaksud, yaitu belajar membaca, menulis, menghitung, dan pelajaran sekolah yang lainnya. Adapun pengetahuan yang nonformal, yaitu menggambar, mewarnai, bercerita, dan lainnya. Salah satu tujuan bimbel sendiri yaitu untuk meningkatkan minat belajar anak-anak dengan cara membantu kesulitan anak-anak dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bimbel ini, anak-anak bisa lebih memahami pelajaran yang belum bisa. Walaupun kegiatan bimbingan saat belajar santai, namun kondisinya masih tetap kondusif. Meskipun waktunya hanya singkat, semoga dengan adanya bimbel yang diadakan oleh mahasiswa KKN bisa membantu meningkatkan minat belajar anak-anak yang masih dilingkup sekolah, sehingga sumber daya manusia (SDM) menjadi semakin membaik dan bermanfaat untuk warga sekitar yang ada di Desa Lopait. Wallahu’alamu bi al-Shawab.(*)
*Penulis M Wisnu Abdul Qodir adalah Mahasiswa Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang[:]