[:id]Sejumlah Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “Pengembangan Ilmu Falak di Pondok Pesantren”. Kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan yang dilakukan oleh Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Falak saat menghadapi liburan semester ganjil. Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur menjadi tempat berjalannya kegiatan tersebut. Menurut Kaprodi S2 Ilmu Falak, Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag, program pelatihan tersebut adalah sebagai bentuk pengabdian bagi mahasiswa, supaya terlatih dalam menyalurkan ilmu yang sudah didapat di Perguruan tinggi, khususnya kepada lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat pada umumnya.
Kegiatan ini dikemas dengan model workshop dan praktek lapangan dengan berbagai materi mengenai arah kiblat yang langsung dipaparkan oleh para mahasiswa Prodi S2 Ilmu Falak. Kegiatan pengabdian ini dimulai pada Kamis malam di Aula Pondok Tremas yang dibuka dengan berbagai macam acara pembukaan, seperti pembacaan ayat suci al-Quran, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan mars serta hymne Pondok Tremas. Ustad Masykur Rozi sebagai salah satu pembina pelajaran Ilmu Falak di Pondok Tremas menyampaikan informasi dan pesan mengenai urgensi ilmu falak di zaman modern ini, ia menuturkan bahwa ilmu Falak adalah salah satu ilmu yang dapat menunjang terlaksananya suatu ibadah dengan baik, seperti ibadah salat dan puasa. Ia menambahkan bahwa Selain mempelajari dan melestarikan ilmu-ilmu Falak tradisional, teknologi yang berkembang dalam dunia Falak haruslah senantiasa diikuti, terutama bagi santri-santri pondok yang bisa dikatakan kurang begitu faham dengan adanya teknologi modern ini.
Kegiatan workshop ini lalu dilanjutkan pada Jumat Pagi, dengan peserta sekitar 200 santri. Ada beberapa materi yang disampaikan oleh para Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Falak tersebut, di antaranya ada Fikih Arah Kiblat, Penalaran Logika Kibat, Perhitungan Azimut Kiblat dan Matahari, dan Perhitungan Rashdul Kiblat. Tidak hanya itu ditengah-tengah materi, para peserta diajak untuk bermain edukasi falak sehingga workshop tidak berjalan monoton, diantaranya adalah permainan menebak tanggal lahir dan pemutaran animasi-animasi benda langit.
Kegiatan berlangsung dengan lancar dan peserta pun begitu antusias mengikuti dan mendengarkan materi yang disampaikan. Workshop pun diakhiri dengan praktek Lapangan yakni mengukur arah kiblat. Praktek ini dilakukan di Halaman Masjid Pondok Tremas dengan menggunakan 3 instrumen, yaitu Kompas, Istiwaaini dan Theodolite. Unggul Suryo Ardi sebagai salah satu pemateri dan ketua pelaksana kegiatan pengabdian menyampaikan bahwa ilmu Falak sebagai ilmu yang sangat langka, sangatlah penting dipelajari oleh kalangan santri, karena merekalah nantinya yang akan terjun langsung mengabdi ditengah masyarakat, dan ilmu Falak ini sangatlah penting untuk pengabdian tersebut, apakah nantinya untuk menentukan kiblat sebuah masjid yang akan dibangun, menentukan waktu sholat ataupun menengahi problem perbedaan penentuan awal bulan ditengah masyarakat.
[:]