[:id]Semarang- “Quo Vadis UIN Walisongo Menuju Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis Unity of Sciences”, merupakan tema yang diusung dalam diskusi publik yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang, Senin (29/04) di Auditorium 1 lantai 2, kampus UIN Walisongo Semarang.
Diskusi ini merupakan ajang bagi para calon rektor UIN Walisongo Semarang periode 2019-2023 untuk menyampaikan visi, misi, gagasan maupun rencana kedepan bagi UIN Walisongo Semarang.
Paparan pertama disampaikan oleh Prof Dr Muhibbin Mag, yang saat ini menjabat sebagai rektor UIN Walisongo. Sebagai pembuka ia menyampaikan bahwa siapapun yang menjadi rektor UIN Walisongo kedepan, maka akan saling mendukung.
“Dalam pemilihan calon rektor (pilrek) tidak dikenal istilah ‘menang-kalah’, tapi dipilih Menteri Agama berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015. Sehingga diantara kami tidak ada oposisi, semua akan saling mendukung siapapun (rektor) yang terpilih,” tegas Muhibbin.
Lebih lanjut ia memaparkan capaian-capaian yang telah berhasil diraih oleh UIN Walisongo selama ia menjadi Rektor. Ia juga menyampaikan rencana-rencana kedepan apabila ia terpilih kembali menjadi rektor, diantaranya dibidang pengembangan akademik dan kemahasiswaan dengan mengadakan double degree dengan universitas di luar negeri dan student mobility and exchange. Ia juga menyatakan akan meningkatkan kolaborasi riset antara mahasiswa dan dosen.
Paparan kedua disampaikan oleh Prof Dr H Achmad Gunaryo Msoc Sc. Ia menekankan akan dibawa kemana UIN Walisongo selama jenjang tahun 2019-2023. Dibutuhkan inovasi-inovasi yang menuntut perubahan mindset. Ia juga memaparkan hal-hal apa saja yang perlu dibenahi.
Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, sebagai pemapar ketiga menyampaikan akan perlunya bidang kemahasiswaan mendapat porsi tambahan baik dari segi anggaran maupun perhatian selain itu juga perlu untuk menjadikan UIN Walisongo sebagai pusat Syiar Walisongo.
“Kolaborasi dengan mahasiswa akan saya tingkatkan. Selain itu saya juga akan membuat lingkungan kampus 1 menjadi pusat bisnis dan pusat Syiar Walisongo. Caranya dengan membangun museum Walisongo. Dan juga kita akan bangun hotel sebagai pusat pelatihan.”
Prof Fatah Syukur Mag, memaparkan tentang peningkatan pelayanan terhadap kebutuhan prodi-prodi yang praktis serta peningkatan mutu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sebagai pemapar terakhir, Prof Imam Taufiq Mag menyampaikan visinya untuk membangun kesetaraan berintegrasi menuju akselerasi universitas Islam riset unggul. Ia menekankan pada pentingnya peningkatan kerjasama baik di dalam maupun di luar negeri.
Pada kegiatan ini, Prof Dr H Suparman Mag, salah satu calon rektor berhalangan hadir dikarenakan masih bertugas diluar kota.[:]