[:id]
UIN Walisongo Online; Semarang – Sampah plastik merupakan sampah anorganik, dimana membutuhkan 50 – 100 tahun agar sampah plastik dapat terurai oleh alam. Maka dari itu, diperlukan cara untuk mendaur ulang sampah plastik agar menjadi barang yang berguna kembali serta tidak merusak lingkungan.Salah satunya adalah dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick.
Tim KKN Posko 34 Desa Piyanggang, memberikan pelatihan kepada pemuda Desa Piyanggang mengenai cara mengolah sampah plastik menjadi ecobrick. Pelatihan ini dihadiri oleh para pemuda di Desa Piyanggang. Minggu (17/11/2019).
Untuk mengaplikasikan metode ecobrick menggunakan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik. Botol diisi hingga keras dan padat. botol yang digunakan harus berukuran sama besar dan tingginya. Pelatihan ecobrick ini dapat menghasilkan berbagai macam produk rumah, diantaranya, kursi, meja, sampai springbed.
Pelatihan ini mendapatkan respon positif dari warga dan pemuda Desa Piyanggang, salah satunya Agung.
“Kami berterimakasih kepada Tim KKN UIN Walisongo, karena sudah mengadakan pelatihan ecobrick. Pelatihan ini tentunya sangat bermanfaat bagi pemuda Desa Piyanggang dalam mengisi waktu senggang,” tutur pemuda asli Desa Piyanggang tersebut.
Selaras dengan Agung, Latif, ketua Karang Taruna Desa Piyanggang juga mengapresiasi pelatihan ecobrick yang diadakan tim KKN.
“Saya setuju dan senang dengan pelatihan ecobrick ini. Selain menciptakan aktivitas baru pemuda Desa Piyanggang, juga dapat menumbuhkan pemikiran pentingnya daur ulang sampah di Desa Piyanggang ini,” ucapnya ketika ditanya perihal pengolahan sampah di Desa Piyanggang.
Fachrudin Yusuf, sebagai Koordinator Desa dari Tim KKN UIN Walisongo senang dengan respon positif warga dan menginnginkan keberlanjutan pelatihan tersebut.
“Harapan tim KKN dari diadakannya pelatihan ecobrick ini, agar dapat diteruskan dan selanjutnya menjadi program ecobrick untuk desa yang dikelola oleh para pemuda gabungan Karang Taruna Desa Piyanggang,” pungkasnya.[:]